Terangkat, Sambil Memberi Berkat: Homili Hari Raya Kenaikan Tuhan Lukas 24:46-53, Oleh Romo Very Ara

 



Hari Raya Kenaikan Tuhan

**************************************

Terangkat, Sambil Memberi Berkat

Lukas 24:46-53

**************************************

Pada suatu hari, seorang Pastor Paroki yang berkarya di Kota Austerity memanjat menara Gereja agar semakin mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Dia ingin meneruskan Sabda Tuhan kepada umat di parokinya seperti yang dilakukan Musa.

Di atas menara ini, sang Pastor Paroki berusaha meyakinkan dirinya bahwa dia pasti mendengarkan sesuatu yang dikatakan Tuhan kepadanya. Karena keyakinan inilah dia terpancing untuk berteriak sekeras-kerasnya dari puncak menara Gereja: “Tuhan, di manakah Engkau. Saya sama sekali tidak mendengarkan suara-Mu”.

Dalam keheningan, Tuhan justru menjawabnya: Saya di sini...di bawah...di tengah-tengah umat-Ku sendiri. Di manakah Engkau?

***********************

Kedekatan dengan Tuhan tidak terikat, terpaku dan bersarang di sebuah tempat yang tetap. Tuhan hanya terasa dekat, dialami kehadiran-Nya dan tinggal di tengah-tengah kita, umat-Nya hanya jika kita rela memberikan tumpangan dan satu-satunya tumpangan yang paling layak baginya adalah hati dan hidup kita. Kita akan merasakan kedamaian dan kegembiraan, bila kita saling membuka hati dan saling memberikan tumpangan.

Yakinlah… disaat kedekatan dengan Tuhan dirasakan dan dialami, maka seluruh alam ciptaan akan bergembira, sukacita akan menjadi penuh. Di saat kedekatan dengan Allah ada, maka kehidupan kita akan teratur dan hidup akan sehat: Siapa yang mengalami kedekatan dengan Allah, mengalami surga; siapa yang mengalami surga; membawa surga. Siapa yang membawa surga, mewartakan surga; siapa yang mewartakan surga, serentak menciptakan satu tanah air surgawi! Atau, di mana terasa kedekatan dengan Tuhan, di sana ada surga. Dia mana ada surga, di sana ada tanah air. Di mana ada tanah air, di sana ada perasaan Surgawi!

“Dan sementara Dia memberkati mereka,

Ia meninggalkan mereka dan terangkat ke surga.”

Kalimat Injil ini tidak hanya menyingkapkan situasi yang terjadi di dalam Gereja Purba, tetapi juga situasi kaum Kristiani umumnya: situasi ditinggalkan! Dalam situasi ini, Tuhan dirasakan sangat jauh; Dia tidak berada di tengah kehidupan kita...

Bernhard Lang merumuskan kenyataan ini dalam beberapa syair puisi ini:

Aku mendengar kegaduhan jalanan

Aku mendengar desiran angin di pepohonan

Tetapi Tuhan, suaramu tak kudengar

Tegurlah aku

Dan tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku

Supaya aku senantiasa mendengarkan suara-Mu

Sebagaimana kegaduhan jalanan

Dan jelas...

Seperti desiran angin di pepohonan

 

Banyak orang berpikir bahwa dengan kenaikan-Nya ke surga, Yesus meninggalkan panggung dunia; berpisah dari para rasul-Nya; dari orang kecintaan-Nya; dari kita dan akibat dari perpisahan itu, manusia gampang jatuh ke dalam suasana tanpa belaskasih, ke dalam situasi tanpa cinta dan tidak kenal kompromi.

Di saat Tuhan tidak hadir lagi secara fisik; di saat pikiran-Nya tidak lagi merajai budi kita dan karya keselamatan-Nya tidak lagi dilaksanakan-Nya, di saat itulah ada sikap pemerkosaan yang tidak mengenal batas. Di saat itulah Allah mati dalam hati dan kehidupan kita; kita menjadi serigala bagi manusia yang lain.

 

Sambil Memberi Berkat…

Namun, janganlah lupa bahwa“... sementara terangkat, Dia memberkati mereka.” Dari segi pendidikan dan pengetahuan, para murid bukanlah orang yang tepat untuk melanjutkan tugas perutusan-Nya di dunia ini. Dia tidak menolak dan juga tidak meragukan ketidakmampuan mereka. Justru dengan berkat dan daya ilahi-Nya, Dia akan memberdayakan mereka agar mampu menjalankan tugas yang ditanggungkan kepada mereka.

Di Betania, Yesus tidak menyampaikan wejangan atau ajaran apa pun. Yesus hanya mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Di sini Yesus bertindak sebagai Imam Agung yang memangku jabatan nabi, imam dan raja. Berkat-Nya di hari kenaikan ini serentak menciptakan jarak dan simbol yang mempersatukan. Melalui berkat-Nya, Yesus hadir; Dia menyertai para murid-Nya, bersatu dengan mereka, terutama dalam situasi kehidupan yang serba kritis dan menakutkan. Berkat Yesus justru membuat perpisahan terasa ringan, karena berkat-Nya merupakan perwujudan Sabda-Nya, “Aku senantiasa menyertai kamu hingga akhir zaman.” Karena itu, para rasul meninggalkan tempat pertemuan dengan Yesus dalam suasana hati gembira.

 

Makna Pesta Kenaikan

Kenaikan bukanlah akhir, melainkan awal. Dengan peristiwa Kenaikan ini, Yesus tidak berpulang ke tempat peristirahatan di masa tua, melainkan memasuki lingkup karya yang paling agung, paling tinggi dan efektif bersama Allah yang kekal. Berkat kenaikan-Nya ke surga, Yesus semakin intensif dan menyeluruh memperhatikan dunia dan kita semua. Karena itu, kenaikan-Nya menjadi awal dari karya-Nya yang menyeluruh.

 

Bukan Jauh, tetapi Dekat

Duduk di sebelah kanan tidak berarti menempati satu tugas atau jabatan yang jauh terpencil, tetapi justru sebaliknya. “Lihat, Aku menyertai kamu setiap saat, hingga akhir zaman.” Justru kenaikan ke surga memberikan arti yang umum, luas dan menyeluruh dari kuasa yang dimiliki Yesus. “Kepada-Ku diberi segala kuasa di surga maupun di bumi.” (Mat 28:18).

Secara praktis, bagi kita berarti: Bukan di mana ada surga, di sana ada Tuhan, melainkan di mana ada Tuhan, di sana ada surga.”

 

Berkat, Satu Gerakan Cinta

Kedekatan dan keakraban Yesus ini dirasakan oleh para Rasul melalui berkat-Nya.  Berkat-Nya serentak menjadi satu gerakan cinta yang berdaya perlindungan; pelimpahan kepercayaan melenyapkan rasa cemas dan tidak pasti. Berkat juga mengubah pengalaman hidup mereka: yang sedih menjadi gembira; yang ragu menjadi pasti; yang kecil hati menjadi besar hati; yang was-was menjadi berani.

************************

Paus Yohanes Paulus I, Pemimpin Gereja Semesta yang bertakhta hanya tiga puluh tiga hari berkisah tentang tiga orang Karninal yang terhormat. Ketiganya meninggal dan tiba bersamaan di gerbang Surga. Petrus menjumpai mereka; menyampaikan maafnya kepada karena kesibukannya sehingga tidak bisa mengurusi kepentingan mereka dan mempersilahkan mereka untuk menempati kursi-kursi yang ada. Mereka menunggu dan menunggu, tetapi tidak ada hal istimewa yang pantas mereka terima.

Dalam sekejap. Tibalah seorang Nyonya mudah bergaun indah dan Petrus segera mempersilahkannya masuk. Para Kardinal yang mulia keheranan. Salah seorang di antara mereka mengeluh, “Tampaknya pakaian kebesaran tidak mempu membuka pintu-pintu di sini!

Setelah menunggu dalam waktu yang lama, Petrus pun menjumpai ketiga Kardinal itu dan berkata kepada mereka: “Jika yang Mulia berkenan, saya akan menjelaskan duduk persoalan Nyonya mudah tadi. Dia adalah Putera seorang Milioner terkemuka. Dia berkeliling Eropa dengan sebuah Mercedes pemberian ayahnya. Dia mengalami kecelakaan naas dan meninggal di tempat kejadian. Jutaan manusia mendengar berita itu melalui media massa dan televisi. Mereka sangat terpukul dan menjerit: peristiwa kematian Nyona Muda ini justru mengingatkan mereka akan kematian mereka sendiri. Karena kejadian itu, semakin banyak orang yang bertobat dan kembali kepada Allah dibandingkan dengan pertobatan yang dihasilkan oleh buku-buku ataupun oleh kotbah-kotbah Anda yang sesungguhnya sudah menerima urapan rahmat dan berkat istimewa dari Allah sendiri.

Petrus berkata lebih lanjut: Itulah sebabnya...saat ini Anda menyaksikan sendiri bahwa Nyonya Muda menghantar lebih banyak jiwa untuk kembali kepada Tuhan di Surga, daripada yang Anda bertiga lakukan...

Kita adalah manusia istimewa sebab dipanggil, dipilih dan diberdayakan Tuhan dengan berkat dan rahmat-Nya yang melimpah...sesungguhnya...kita lebih berperan untuk mendekatkan manusia kepada Tuhan: menuntun yang sedih menjadi gembira; yang ragu menjadi pasti; yang kecil hati menjadi besar hati; yang was-was menjadi berani berkat pengalam kasih Tuhan dalam kehidupan kita dan akhirnya mereka dan kembali kepada Tuhan....

Selamat Bermenung

Salam kasih

Buona Domenica

Dio Ti Benedica

 

 

Alfonsus Very Ara, Pr

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget