2023

Gambar diambil dari karangpanas.org



Pertama, ia lahir dengan proses yang sangat mengagumkan. Kedua orangtuanya sudah lanjut usia, bahkan ibunya yang bernama Elizabet disebut mandul. Namun sesuatu yang di luar nalar terjadi bagi mereka berdua. Saat ayahnya, Zakaria, mendapat undian untuk membakar ukupan di Bait Allah, Allah mengutus Malaikat Gabriel kepadanya untuk memberitakan kabar sukacita. Kabar itu ialah bahwa mereka akan dikaruniai seorang anak. Ia bahkan disebut sebagai anak yang spesial karena tugasnya mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan.

Zakaria, ayahnya, tidak sanggup menerka berita yang demikian mengagumkan tersebut. Ia bahkan menjadi bisu sampai waktu semuanya terbukti menjadi nyata.

Kedua, keadaan ayahnya yang sebelumnya bisu menjadi bisa berbicara setelah ayahnya menuliskan nama untuk dirinya, yaitu Yohanes.

Apa arti sebuah nama? Demikian pertanyaan kita sebagai respon atasnya. Namun saat Zakaria menuliskan nama untuk anaknya ialah Yohanes, itu berarti ia telah beralih menjadi percaya atas pemberitaan Malaikat Gabriel. Upah yang diterimanya, selain mendapatkan keturunan, juga disembuhkan dari kebisuan. Lantas kita pun memiliki seruan yang sama dengan orang banyak: “Menjadi apakah anak ini nanti, sebab tangan Tuhan menyertai” (Luk 1:66)

Ketiga, ia hidup sangat asketis dan mengajak semua orang untuk bertobat dan memberi diri dibaptis. Itu ia lakukan sebagai upaya untuk mempersiapkan semua orang dalam menantikan kedatangan Tuhan. Dialah si perintis jalan bagi Tuhan yang selalu berseru: Luruskanlah jalan bagi Tuhan. (Luk 3:4)

Keempat, sebagaimana ia lahir melalui proses yang sungguh mengagumkan, demikian pula dengan matinya. Ia mati dengan dipenggal kepalanya sebagai upah yang ia terima akibat pembelaannya terhadap kebenaran: Herodes memperistri istri saudaranya. (Luk 9:7-9).

Namanya Yohanes, namun kita akrab menyebutnya Yohanes Pembaptis. Seumur hidupnya selalu demi karya Tuhan. Baik lahir maupun matinya, semuanya demi kelancaran karya Tuhan.

Kita memang bukan Yohanes Pembaptis. Namun panggilan kita tidak persis beda dengan panggilannya. Kita juga, dalam seluruh hidup kita di dunia, dipanggil untuk berkarya bersama Tuhan.



Gambar diambil dari gurusiana.id

Tuhan Yesus mengajak setiap orang yang secara fisik letih dan berbeban berat. "Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu" (ay.
28). Ajakan itu tidak diikuti dengan sebuah tawaran akan hidup santai dan bermegah-megah. Yesus justru hendak mengajari setiap orang yang datang kepada-Nya tentang kelemahlembutan dan kerendahan hati.

Tidak jarang kita menjadi letih lesu karena dikuasai oleh hawa nafsu keduniawian kita. Tidak jarang pula kita seperti memikul beban yang berat karena kesombongan kita. Itulah mengapa Yesus justru menawarkan cara lemah lembut dan rendah hati dalam menjalani hidup ini bukan harta duniawi yang aman sampai tujuh keturunan.

"Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah-lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan," (ay. 29)

Mungkin baik jika kita lihat diri kita sendiri, apa yang selama ini membuat kita itu menjadi letih dan berbeban berat. Setelah itu, coba juga kita lihat, sudah sejauh mana kita ini berusaha untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati. Jika nantinya kita mendapati diri kita kurang lemah lembut dan rendah hati, berarti kita sedang mengatur jarak dengan Tuhan.

Jangan membangun jarak dengan Tuhan. Ia ingin selalu dekat dengan kita dan kita dengan Dia. Saat dekat dengan-Nya-lah kita perlahan-lahan menjadi mengerti kalau ternyata kebutuhan kita yang paling penting dan mendesak itu ialah menjadi pribadi yang lemah lembut dan rendah hati.

Gambar diambil dari standtojesus.me



Demi seekor yang hilang, seorang gembala pergi meninggalkan yang 99 ekor dombanya yang tidak hilang. Dia tidak pernah membiarkan kepunyaannya yang 99 lagi menghibur dirinya. Dia akan terus mencari sampai yang seekor hilang tersebut berhasil ditemukan. Dan memang benar, kebahagiaan karena menemukan yang seekor hilang tersebut jauh lebih besar daripada 99 ekor yang tidak hilang.

"Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat" (Mat 18:13)

Ini tentang komitmen Allah yang sejak awal mula, dari kisah penciptaan, tidak pernah mau seorang pun umat-Nya hilang. Usaha-Nya untuk mencari tampak lewat mengutus para nabi hingga diri-Nya sendiri turun ke bumi sampai semuanya diselamatkan.

"Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang", (Mat 18:14).

Ternyata dosa tidak lebih besar daripada Cinta Allah kepada manusia. Dosa juga tidak pernah lebih kuat menghalangi penebusan Allah. Namun Allah pun ingin agar kita mau ditemukan-Nya dan tidak lagi lari dari penjagaan-Nya.

Allah memang akan mencari kita yang hilang dari penjagaan-Nya. Tapi tidak benar juga jika itu membuat kita suka menghilang. Takutnya situasi hilang itu membuat kita lupa siapa Gembala kita yang sesungguhnya.

 

Dokumen Komsos



Sharing Injil 7 langkah telah menjadi kegiatan rutin bagi Pemuda Katolik Komcab Kota Sibolga. Malam itu, Senin, 27 November 2023, setiap anggota yang tergabung di dalam Pemuda Katolik Komcab Kota Sibolga turut serta dalam Sharing Injil 7 Langkah.

Sharing Injil ini akan berlangsung pada Minggu ke-3 setiap bulannya. Yang menjadi lokasi pertemuan mereka ditentukan secara bergiliran. Masing-masing anggota akan mendapatkan kesempatan rumahnya dikunjungi dan menjadi tempat berlangsungnya kegiatan Sharing Injil 7 Langkah tersebut.

Seperti kita tahu bersama, Sharing Injil 7 Langkah menjadi kegiatan yang populer di kalangan umat Gereja Keuskupan Sibolga. Kegiatan ini muncul dan berkembang seiring dengan program Gereja Keuskupan Sibolga untuk membangun Gereja dalam lingkup yang kecil atau yang disebut dengan Komunitas Basis Gerejawi (KBG). Dalam KBG lah kegiatan Sharing Injil mendapat tempatnya.

Selain dalam KBG, Sharing Injil 7 Langkah juga menjadi kegiatan pembuka yang wajib dilakukan dalam setiap pertemuan bersama yang dilakukan dalam konteks Gereja.

Selamat buat Pemuda Katolik Komcab Kota Sibolga. Selamat membangun semangat ke-Katolikan yang berdasar pada Yesus dan Sabda-Nya.

 


Dokumen Komsos 
Judul di atas bukan hendak menyatakan kalau Musyawarah Pastoral (MusPas) Keuskupan Sibolga dibuka dalam Perayaan Ekaristi. Judul di atas hanya mau mengatakan kalau dalam ritme atau dinamika MusPas, terdapat Perayaan Ekaristi bersama untuk mengawali kegiatan MusPas selanjutnya.

Perayaan Ekaristi MusPas ini dipimpin langsung oleh Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga. Seharusnya, Perayaan Ekaristi berlangsung di Kapel Ruper St. Leopoldo, namun karena peserta MusPas begitu banyak maka Perayaan Ekaristi dilaksanakan di aula.

Dokumen Komsos


Dalam homilinya, Bapa Uskup menyampaikan agar para petugas pastoral Gereja Keuskupan Sibolga hendaknya bergiat mengembangkan talenta dan karunia-karunia yang Tuhan anugerahkan kepada masing-masing pribadi. “Penantian kedatangan Tuhan mengajak kita untuk bekerja dan bertanggungjawab atas mina, talenta, kemampuan dan karunia-karunia yang Tuhan anugerahkan kepada kita masing-masing”, demikian kata Mgr. Frans.

Bapa Uskup juga dalam homilinya mengantisipasi agar para petugas pastoral menghindari sifat dan sikap penonton, yang tahu hanya berkomentar tanpa pernah mau bekerja.

Dokumen Komsos


Dalam Perayaan Ekaristi setiap imam dan diakon yang hadir mengenakan pakaian liturgi yakni alba dan stola. Hal inilah yang membuat suasana Ekaristi pagi itu menjadi sangat nikmat. Uskup bersama dengan para imam dan diakonnya turut serta dalam memimpin Perayaan Ekaristi sekalipun yang melayani di altar hanya beberapa imam saja.

Satu hal lainnya yang lebih menarik dari Perayaan Ekaristi ini ialah Selebran utamanya sedang berulang tahun. Untuk itu, Ekaristi di pagi tersebut juga mengambil intensinya atas ulang tahun Mgr. Fransiskus untuk memohon Berkat dan Cinta Tuhan atas kesehatan, umur yang panjang dan kebijaksanaan yang dibutuhkan Bapa Uskup dalam menggembalakan Gereja Keuskupan Sibolga.

Selamat melanjutkan Musyawarah Pastoralnya untuk Gereja Keuskupan Sibolga. Semoga gerak berjalan bersama ini semakin membantu para petugas pastoral untuk melayani Allah dalam diri para umat-Nya.


 


Dokumen Komsos


Gereja Keuskupan Sibolga sedang melaksanakan Musyawarah Pastoral (MusPas) (21-23/11). Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini dilaksanakan di Rumah Pembinaan Rohani St. Leopoldo Laverna-Gunungsitoli. Dalam kegiatan inilah para petugas pastoral melihat pemaparan setiap program kerjanya dan melakukan evaluasi yang diperlukan.

Kegiatan ini merupakan langkah konkret Gereja Keuskupan Sibolga untuk mewujudkan gerak Gereja Universal yaitu berjalan bersama. Semua petugas pastoral yang ada, terlibat langsung di dalamnya. Petugas pastoral yang dimaksud ialah Para pastor dan katekis atau sekretaris yang bekerja di Paroki dan juga para pastor atau awam yang bekerja di Komisi, Biro dan Lembaga yang berada di bawah naungan Gereja Keuskupan Sibolga.

Dokumen Komsos


Kegiatan Muspas diawali dengan Ibadat Pembukaan dengan metode AsIPA, yakni syering Injil 7 langkah. Meskipun demikian, ibadat pembukaan berakhir pada langkah yang ke-5, yakni doa permohonan dan berkat penutup.

Dokumen Komsos


Selanjutnya, diadakan pembukaan resmi kegiatan MusPas oleh Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga. Dalam kata-kata pembukaannya, Bapa Uskup Frans mengapresiasi kehadiran para petugas pastoral. Beliau juga mengajak para petugas pastoral untuk memberikan perhatian dengan baik selama kegiatan muspas berlangsung.

Setelah itu, dilanjutkan dengan pemaparan hasil MusPas yang dilaksanakan di Paroki-paroki. Pada sesi ini, para peserta diminta untuk memberikan respon berupa pertanyaan dan juga masukan atas hasil MusPas yang sudah dipaparkan.

Seusai makan malam, kegiatan MusPas berlanjut dengan topik “Laporan Perkembangan Komunitas Basis Gerejawi (KBG)”. Topik ini dibawakan oleh RD. Bartolomeus Sihite selaku Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Sibolga.

Kegiatan MusPas di hari pertama ini berkahir dengan doa malam dan akan berlanjut pada keesokan harinya yang diawali dengan Perayaan Ekaristi pagi bersama. Kita dukung MusPas Gereja kita untuk membantu kita mencapai Gereja yang Mandiri, Solider dan Membebaskan.



Mulai Senin, 13 November sampai Kamis, 16 November 2023, bertempat di Biara San Damiano, Pandan, Kongregasi Suster Fransiskan "OSF Sibolga" mengadakan Kapitel Luar Biasa, dengan agenda utama merevisi  Konstitusi dan membuat Statuta Kongregasi Suster OSF Sibolga. Kapitel ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari momen deklarasi Kongregasi Suster OSF Sibolga sebagai kongregasi atau tarekat otonom berhukum diosesan pada 13 Juni 2023 yang lalu. 

Kongregasi Suster Fransiskan "OSF Sibolga" dimulai di Indonesia sejak 1964, oleh lima Suster Fransiskan dari Reute, Jerman Selatan. Mereka tiba di Indonesia pada 7 Oktober 1964, dan membuka komunitas pertama di Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan. Dari situ kemudian berkembang ke tempat-tempat lain di Keuskupan Sibolga, baik di wilayah Tapanuli maupun di Kepulauan Nias. Mereka bahkan kemudian membuka komunitas dan karya di beberapa keuskupan lain di Indonesia. Juga, beberapa suster dari Indonesia menjadi misionaris di Jerman dan Brasil.

Karena perkembangan jumlah anggota dan karya cukup menggembirakan, pada Oktober 1976 wilayah misi OSF Reute di Indonesia dijadikan satu regio, dengan rumah regionalatnya di Sibolga; yang kemudian pindah ke Kota Pandan pada 2007.

Keberadaan Kongregasi ini terus bertumbuh dan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, berdasarkan Kapitel Umum di Reute, Regio Suster OSF Sibolga diusulkan ke Vatikan (cq. Kongregasi Tarekat Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan) untuk menjadi kongregasi mandiri. Usulan itu disetujui oleh Kongregasi tersebut, dan menjadi kongregasi atau tarekat diosesan. Menindaklanjuti persetujuan Vatican itu, maka berdasarkan Dekret Uskup Keuskupan Sibolga tertanggal 29 Mei 2023 (no.: 102/KS-SK/OSFSib/2023), diadakan pendeklarasian Kongregasi ini secara resmi dalam perayaan Ekaristi pada 13 Juni 2023, yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Sibolga,  Mgr. Fransiskus Tuaman S. Sinaga.  Dengan demikian, Kongregasi Suster Fransiskan "OSF Sibolga" tidak lagi berada di bawah OSF Reute, tetapi keduanya berada pada posisi sama sebagai tarekat atau kongregasi berhukum diosesan yang mandiri.

Sehari sesudah deklarasi, diadakan Kapitel Pemilihan Dewan Pimpinan Umum, dimana terpilih Sr. Dominica Nababan, OSF sebagai Pemimpin Umum, dan Vikarisnya, Sr. Yosefin Nainggolan, OSF. Anggota Dewan Pimpinan Umum adalah Sr. Sesilia Lie, OSF, Sr. Karla Mana'ö, OSF dan Sr. Evarista Daya, OSF.

Pekerjaan berikut adalah merevisi Konstitusi; dan untuk maksud tersebut, diadakan Kapitel Luar Biasa pada 13-16 November ini. 

Kapitel ini diawali dengan rekoleksi  pada Minggu sore, 12 November, yang dipimpin oleh P. Yosef Sinaga, OFMCap., yang juga menjadi moderator selama Kapitel. Lalu,  pada Senin,  13 November, acara Kapitel dimulai dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh P. Ignatius Purwo, OSC selaku Vikaris Episkopal untuk Tarekat Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan di Keuskupan Sibolga,  sekaligus mewakili Uskup Keuskupan Sibolga untuk membuka secara resmi Kapitel tersebut.

Jumlah kapitularis dalam Kapitel ini adalah 31 orang, plus utusan komunitas dan utusan para suster muda, serta dihadiri juga Pendamping Spiritual, P. Blasius S. Yesse, pr.

《Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh》(Yohanes 15: 10-11)

Dok. Komsos
 


Sebagai bagian dari media pers Katolik yang diakui oleh Vatican, Signis Indonesia Regio Sumatera menghendaki adanya profesionalitas dalam mewarta dalam media. Berangkat dari berbagai media  yang sudah dimiliki dan untuk diolah secara lebih baik, Signis Regio Sumatera mengadakan pelatihan bersama yang berlangsung selama 3 hari di Padang (7-9 November 2023).

Pelatihan diikuti oleh seluruh anggota Signis Indonesia Regio Sumatera. Mereka adalah pengurus Komisi Komunikasi Sosial dari ke-6 Keuskupan, para pengurus radio yang bernaung di bawah Keuskupan dan Radio Maria Indonesia.

Pelatihan bersama yang berlangsung di Rumah Retret Katedral Padang tersebut mengambil tema Manajemen Media Cetak dan Online. Harapan dari pelatihan tersebut ialah masing-masing Komisi mampu mengambil keputusan untuk memilih majalah cetak atau majalah online atau kedua bentuk tersebut.

Untuk membantu pengambilan keputusan tersebut, panitia pelatihan bekerja sama dengan pengurus Signis Indonesia mendatangkan tiga orang narasumber. Mereka adalah Bapak Hasiholan Siagian yang sehari-hari bekerja di Majalah Hidup dan website Hidup.com, ibu Bernadetta Widiandayani yang merupakan wakil ketua Signis Indonesia dan RP. Frans de Sales, SCJ, ketua Komsos Keuskupan Agung Palembang.

Ibu Widi memaparkan profil Majalah-majalah yang dikelola oleh Komisi Komsos Keuskupan. Pemaparan tersebut meliputi Perancangan Tema, Distributor, Kontributor, keterlibatan orang  Muda, biaya produksi dan jumlah oplah cetak setiap kali dicetak. Selain itu, ibu Widi juga membantu para peserta untuk melihat ketertarikan umat terhadap majalah dengan dua pertanyaan: apakah umat masih membutuhkan majalah dan mengapa umat masih membutuhkannya.

Selanjutnya, bapak Hasiholan memparkan tentang manajemen media, keredaksian serta bisnis marketing. Pemaparan materi tersebut dikemas dalam bentuk diskusi yang dibagi ke dalam keuskupan masing-masing. Materi tersebut membantu para peserta untuk professional dalam menangani majalah dan media-media lainnya yang dikelola. Sementara itu, Romo Frans memberi pelatihan pembuatan konten yang layak jual.

Selamat buat Signis Indonesia Regio Sumatera atas pelatihannya. Semoga sepulang dari pelatihan tersebut, para pekerja Komsos dan Radio mampu menjawab kebutuhan umat dalam media pewartaan yang dikelola.


Dokumen Komsos



Sejak memperoleh Izin Operasional dan menerima mahasiswa baru (angkatan pertama) Program Sarjana untuk Program Studi Pendidikan dan Pengajaran Agama Katolik (Prodi PPAK) tahun 2008 dan meluluskan mereka pada tahun 2013 dengan gelar akademik Sarjana Agama Katolik (S.Ag). Sampai dengan tahun 2023 ini STP Dian Mandala Gunungsitoli Keuskupan Sibolga telah menamatkan 12 angkatan atau lulusan ke-11 (angkatan 2010 dan 2011 diluluskan pada bersama tahun 2015). Berbeda dengan gelaran wisuda pada perguruan tinggi lainnya, STP Dian Mandala memiliki tradisi khas untuk menghantar lulusannnya menuju dunia kerja yang nyata sesuai bidang keahliannya. Tradisi khas yang dimaksud adalah Missio Canonica, yaitu perutusan secara kanonik atau secara Hukum Gereja.

Pada hari Minggu, 22 Oktober 2023, bertepatan dengan Hari Minggu Misi Sedunia ke-97 dengan tema: “Hati Berkobar-kobar, Kaki Bergegas Pergi Mewartakan Injil”, di Gereja Kon-Katedral St. Maria Bunda Para Bangsa Gunungsitoli, Uskup Sibolga, Mgr. Fransiskus T.S. Sinaga mengutus 71 orang mahasiswa/i Sarjana Pendidikan (S.Pd) Keagamaan Katolik yang telah diwisuda sehari sebelumnya (Sabtu, 21/10/2023). Melalui perutusan ini, mereka diberi hak dan tugas oleh Bapak Uskup (Gereja) untuk menghayati dan mengajarkan iman/agama Katolik secara kredibel sebagai guru agama, katekis, dan petugas pastoral. Kitab Hukum Kanonik (KHK) 1983, kan. 805 menegaskan wewenang Uskup Diosesan tentang pemberian tugas tersebut sebagai berikut: “Ordinaris wilayah berhak mengangkat atau menyetujui guru-guru agama untuk keuskupannya, demikian pula memberhentikan atau menuntut pemberhentian mereka jika alasan keagamaan atau moral menuntutnya”.

Berdasarkan ketentuan kanon 805 ini, dalam homilinya Mgr. Fransiskus secara tegas meminta para Sarjana baru penerima Missio Canonica untuk tetap berkomitmen pada misi Gereja dan membatinkan serta menghidupi arti penting dari Missio Canonica yang akan mereka terima. Bahkan Mgr. Fransiskus menegaskan sikapnya (diulangi dua kali), “Saya Uskup Diosesanmu, berhak memberikan Missio Canonica kepada kalian, dan berhak juga mencabutnya kembali apabila kalian tidak mengajarkan dan mempraktekan iman kekatolikanmu sesuai dengan ajaran Magisterium dan Tradisi Suci Gereja Katolik”.

Melalui penegasan Bapak Uskup mengingatkan sekaligus mengajak para guru agama, katekis, dan petugas pastoral (penerima missio canonica) untuk: tetap dan terus menganut imannya dan hidup dari hubungan pribadi dengan Tuhan dan Kristus dalam komunitas gereja; menyadari perannya sebagai wakil gereja dengan memberikan pengajaran agama sesuai dengan ajaran Gereja Katolik; memandang dirinya sebagai bagian dari Gereja Katolik. Ia mengambil bagian dalam kehidupan komunitas dan terhubung dengan komunitas ini dalam perayaan ibadah; dan menghayati iman kekatolikannya secara kredibel dalam hubungan dengan masyarakat, menerima sakramen-sakramen gereja dan menimba kekuatan darinya untuk kekristenan dan gaya hidup pribadinya.
Dalam perspektif ini setiap guru agama, katekis, dan petugas pastoral selaku penginjil hendaknya ingat sebuah prinsip yang mendasar, bahwa Kristus tak dapat di¬wartakan tanpa Gereja.

Paus Paulus VI menulis, “Penginjilan bukanlah meru¬pakan suatu kegiatan individual dan terisolir; tetapi penginjilan adalah suatu kegiatan yang secara men¬dalam bersifat gerejani. Bila seorang pengkotbah di tempat paling tersembunyi, seorang katekis, atau se¬orang pastor di tempat yang paling jauh, berkotbah tentang Injil, mengumpulkan jemaat, mewartakan iman, melayani sakramen, meskipun ia sendirian, ia melakukan suatu kegiatan gerejani. Ia tidak bertindak atas suatu perutusan yang berasal dari dirinya sendiri atau berdasarkan suatu inspirsi pribadi, tetapi dalam kesatuan dengan perutusan Gereja dan atas nama Gereja” (E.N. 60). Pernyataan ini memberi kekuatan kepada misi, juga membangkitkan kesadaran dalam sang misionaris dan penginjil bahwa ia tak pernah sendirian, melainkan ia adalah bagian dari dari tubuh yang satu yang dijiwai oleh Roh Kudus.

STP Dian Mandala memiliki kebiasaan khas melaksanakan Wisuda dan Missio Canonica secara bersamaan namun pada hari yang berbeda, yakni Sabtu (Wisuda) dan Minggu (Missio Canonica) tepatnya Hari Minggu Misi Sedunia setiap tahun. Pemilihan momen Missio Canonica dan Hari Minggu Misi Seduia bukan tanpa alasan. Hari Minggu Misi Sedunia adalah suatu momen istimewa karena seluruh umat beriman dari semua benua terlibat dalam doa dan berbagai aksi solidaritas yang konkrit untuk mendukung Gereja-Gereja muda di tanah-tanah misi. Hari Minggu Misi Sedunia adalah suatu perayaan rahmat dan sukacita. Disebut suatu perayaan rahmat, karena Roh Kudus yang diutus oleh Bapa memberi hikmat dan kekuatan kepada mereka yang taat kepada bimbingan Roh Kudus. Disebut suatu perayaan sukacita, karena Yesus Kristus, Putera Bapa, diutus untuk mewartakan Injil kepada dunia, mendorong dan menyertai usaha-usaha misioner Gereja.
Pemberian missio canonica pada Hari Minggu Misi Sedunia memberikan pesan lain bahwa mi-sionaritas Gereja katolik bukan proselitisme, sebaliknya adalah kesaksian hidup yang menerangi jalan, yang membawa harapan dan kasih. Gereja katolik bukan organisasi sosial, perusahaan atau LSM: dia adalah komunitas orang yg dijiwai oleh Roh Kudus, yang sudah mengalami dan meng¬hayati kekaguman perjumpaan dengan Yesus Kristus dan dengan hati yang berkobar-kobar ingin bergegas pergi berbagi pengalaman kegembiraan ini, dan berbagi Pesan keselamatan yang dibawa oleh Tuhan. Roh Kudus yang adalah pelaku utama misi, sedang menuntun Gereja dalam perjalanan ini. (RD. Alexius Obe)


Panitia Syukuran Natal dan Tahun Baru 2024 Kemenag Se-Kepulauan Nias beraudiensi kepada Yang Mulia Bapa Uskup Sibolga Mgr. Fransiskus Sinaga.
Dalam pertemuan ini Panitia juga memohon kepada Bapa Uskup untuk menjadi Pengkotbah pada acara dimaksud dan Bapa Uskup telah menyetujui untuk menghadirinya.

Hadir pada Audiensi tersebut: Kakan Kota Gunungsitoli, Kakan Kab. Nias, Kakan Kab. Nias Barat, Ketua Umum dan Sekretaris Umum.
Juga turut hadir Kasi Bimas Katolik Kota dan Kasubag TU Kab. Nias. Dan diakhir pertemuan Yang Mulia Bapa Uskup menyampaikan marilah kita bumikan Moderasi Beragama serta kitalah yang menjadi Pemerannya, motivatornya dan penggeraknya.
[Stefanus Zebua]


Pelatihan Animator-Animatris REMAKA (Remaja Katolik) Dekanat Tapanuli dilaksanakan di Kristoforus Sibolga pada tanggal 21 s/d 22 Okrober 2023.

Pelatihan ini dihadiri sebanyak 40 orang Remaka yang siap untuk bermisi di tengah Remaja-remaja Misioner setiap Paroki.
Pelatihan ini dianimasi oleh KKI Keuskupan Sibolga Sr. Dionisia Siringoringo bersama Tim KKI Dekanat Tapanuli.
Para peserta yang hadir dari paroki yaitu: Paroki Subulussalam-Aceh Singkil, Paroki Pangaribuan, Paroki Tarutungbolak, Paroki Katedral Sibolga, Paroki Pandan dan Paroki Pinangsori.
Refleksi peserta "Pemberian diri dalam Keterbukaan dan ketulusan menjadi modal untuk terlibat dan ambil bagian dalam karya pastoral paroki".
Selamat bermisi selamat berdinamika di Paroki masing-masing. [Sr. Dion]


MUSPAS (Musyawarah Pastoral) Paroki Kristus Gembala Baik - Gunungsitoli Dekanat Nias, dilaksanakan di Aula Taman Doa Bunda Maria - Gunungsitoli pada hari Sabtu, 21 Oktober 2023.

Sebelum Muspas Paroki, Paroki telah melaksanakan Muspas di tingkat Stasi dan dilanjutkan Muspas tingkat Rayon. Muspas (Musyawarah Pastoral) Paroki ini terlaksana dengan baik dengan semangat antusias para DPPI, Katekis, Ketua Rayon dalam mengevaluasi Matriks Paroki 2023 dan merencanakan serta menetapkan Matriks Program Paroki untuk Tahun 2024. [Kat. Ama Yoland H24]



Lokakarya Penyusunan Bahan Pendalaman Iman APP 2024 Keuskupan Sibolga, dilaksanakan di Rumah Pembinaan Postulat SCMM St.Theresia - Gunungsitoli Idanoi - Humene. Lokakarya ini dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 20 Oktober 2023. Lokakarya ini mengambil Tema: "Mengembangkan Ekonomi Berkeadilan Ekologis".

Kegiatan Lokakarya ini terlaksana dengan baik atas kerjasama YCPSE Keuskupan Sibolga bersama Tribir Keuskupan Sibolga dan seluruh Tim APP 2024.

Bahan Pendalaman Iman APP Keuskupan Sibolga di tahun 2024, akan diterbitkan untuk umat secara umum dan untuk Sekolah-sekolah. Bahan APP umat akan diterjemahkan dalam Bahasa Batak dan Bahasa Nias. [Kat. Ama Yoland H24]


MUSPAS (Musyawarah Pastoral) Paroki St. Bonifasius - Alasa Dekanat Nias, dilaksanakan di Aula Paroki sejak 13 s/d 15 Oktober 2023 yang lalu, Muspas ini terlaksana dengan baik dengan semangat antusias para DPPI, Katekis, Pengurus Wilayah, Ketua Rayon dan para Ketua-ketua Stasi beserta para Kelompok Kategorial dalam mengevaluasi Matriks Paroki 2023 dan merencanakan Matriks Program Paroki untuk Tahun 2024. [Kat. Ama Yoland H24]


Pada hari Minggu, 22 Oktober 2023 seluruh umat kuasi paroki St. Gabriel Malaikat Agung Tapian Nauli berkumpul bersama merayakan Pesta pelindung Kuasi Paroki ke-1. Perayaan ini diadakan di kompleks LPTK Santo Yusuf Mela.

Gema nyanyian yang meriah pada acara perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Kuasi Paroki, P. John Donald Simamora OFMCap bersama Pastor Vikaris Kuasi Paroki, P. Antonius Sihotang OFMCap dan juga didampingi oleh P. Alpon Pandiangan OFMCap dan P. Kondard Simamora OFMCap. Perayaan ini menunjukkan ungkapan syukur dan kegembiraan seluruh umat Kuasi Paroki Santo Gabriel Malaikat Agung Tapian Nauli saat itu.

Setelah Perayaan Ekaristi, acara selanjutnya diisi dengan Pemotongan Kue HUT Ke-1 Kuasi Paroki St. Gabriel Malaikat Agung Tapian Nauli, lalu makan bersama dan ramah tamah.

Selamat HUT Pesta pelindung ke-1. Semoga Kuasi Paroki maju menuju Paroki Mandiri. [Pogos]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget