Oktober 2024

Seorang umat bekerja memperbaiki fasilitas di Pastoran Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori 


Kamis, 31 Oktober 2024

Pekan Biasa XXX/B

Luk 13:31-35


Gus Dur mantan presiden Indonesia pernah memuji kejujuran Hoegeng (KAPOLRI 1968-1971), beliau mengatakan: “Hanya ada 3 polisi yang jujur di negara ini yaitu :

1. Polisi Tidur.

2. Patung Polisi dan 

3. Hoegeng Imam Santoso.”

Ungkapan alm. Gus Dur (mantan Presiden RI ke-4) sering dijadikan humor satire hingga saat ini, tatkala mengkritisi penguasa yang korup. 

Dalam Injil hari ini dikisahkan, kehidupan Yesus sedang terancam oleh Raja Herodes, yang memerintahkan pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis. Namun alih-alih berlari mencari tempat persembunyian yang aman, Yesus berkata kepada orang-orang Farisi: “Pergilah dan katakan pada rubah itu, 'Lihatlah, Aku mengusir setan dan Aku melakukan penyembuhan hari ini dan besok, dan pada hari ketiga Aku mencapai tujuan-Ku.

Saudara-saudari terkasih, panggilan hidup Yesus adalah menjadi seorang nabi. Begitulah Yesus, yang selalu berani menyatakan kebenaran serta menyuarakan kesalahan meskipun mengorbankan nyawa-Nya. 

Kita pun dipanggil menjadi nabi di jalan hidup yang kita tekuni sehari-hari. Manusia tiada sempurna dicipta tapi berguna, maka lakukanlah kebaikan meski kurang sempurna & biarlah Tuhan yang menyempurnakan langkah-langkah hidupmu.

Tuhan memberkati.

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

 

Ilustrasi menabur kebaikan

Dalam Injil Lukas 13:18-21, Yesus membandingkan Kerajaan Allah dengan biji sesawi, yaitu benih terkecil yang ada. Namun saat terlempar ke tanah, ia tumbuh menjadi pohon terbesar. Inilah yang Tuhan lakukan. Terkadang kebingungan dunia dengan banyaknya aktivitas yang mengisi hari-hari kita, membuat kita tidak berhenti sejenak untuk melihat bagaimana Tuhan mengarahkan cerita kehidupan kita.

Bagaimana pun, Tuhan sedang beraksi, seperti benih kecil yang baik, yang tumbuh dengan tenang dan perlahan. Dan sedikit demi sedikit, ia menjadi pohon berdaun yang memberi kehidupan dan perlindungan bagi semua orang. Bahkan benih dari pekerjaan baik kita mungkin tampak kecil, namun segala sesuatu yang baik itu milik Tuhan dan oleh karena itu, dengan cara yang renda hati, perlahan-lahan berbuah.

Hal yang baik selalu tumbuh dengan rendah hati, dalam cara yang tersembunyi, sering tidak terlihat. Bahkan di Gereja, gulma ketidakpercayaan dapat berakar, terutama ketika kita menyaksikan krisis iman dan kegagalan beberapa proyek dan inisiatif. Tetapi kita jangan pernah lupa bahwa hasil dari menyemai tidak tergantung pada kemampuan kita. Itu semua bergantung pada tindakan Tuhan.

Mari berpacu untuk menanam dan menanamlah dengan cinta, dengan usaha dan kesabaran sebab kekuatan benih adalah Ilahi.

(Terjemahan langsung dari kotbah Paus Fransiskus pada Angelus, 13 Juni 2021)

Gerakan ayo sekolah. Pembagian sepatu gratis buat anak-anak sekolah yang ada di Stasi Simarsabosi dari Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori 


Rabu, 30 Oktober 2024

Pekan Biasa XXX/B

Luk 13:22-30


Suatu hari seorang petualang bertemu seorang pertapa di hutan. Ia kaget menyaksikan pertapa itu bersemedi beralaskan batu emas. Sang pertapa sadar betapa bahagianya sang petualang melihat alas tempatnya bersemedi. Maka ia memberikan alas itu padanya. Sang petualang gembira bukan kepayang menerimanya. 

Di dalam kemah ia tidur sambil memeluk emas itu. Tapi ia tidak bisa tidur. Pada pagi subuh, ia mendatangi sang pertapa dan mengembalikan emas itu sambil berkata: “Berikanlah aku kemampuan untuk mampu memberikan emas yang berharga ini.” 

Harta sebenarnya adalah kemampuan yang ada di dalam hati. 

Dalam Injil hari ini Yesus ditanya oleh para murid-Nya: “Sedikit sajakah yang masuk surga?” Yesus menjawab, “Pintu menuju Kerajaan Allah itu sempit. Berusahalah dengan tekun untuk masuk ke dalamnya. Banyak orang ingin masuk ke sana, tetapi mereka tidak dapat masuk.

Saudara-saudari terkasih.

Sebenarnya tidak mudah mengikuti jalan Yesus karena Anda harus mengorbankan diri sendiri agar bisa masuk surga. Misalnya, bersediakah  Anda merelakan kenyamanan egois atau bahkan merelakan sebagian dari kekayaan Anda agar orang lain bisa hidup? Apa yang Anda berikan di dunia itulah yang tinggal selamanya untuk Anda, tetapi apa yang Anda kumpulkan akan anda tinggalkan di dunia. 

Tuhan memberkati.

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

Bapak Jetro Pandiangan beserta istri berfoto bersama dengan Mgr Fransiskus Sinaga dan Kuria Keuskupan Sibolga di Guest house St Christoforus Sibolga 


Satu dari seluruh Pegawai Keuskupan Sibolga memasuki masa purnabakti. Dialah Pak Jetro Pandiangan. Bapa Uskup, Kuria dan seluruh pegawai Keuskupan Sibolga membuat acara sederhana sebagai ungkapan rasa terimakasih atas jasa dari Pak Jetro Pandiangan selama ini. Acara purnabakti tersebut berlangsung di guest house St Christoforus Sibolga pada 29 Oktober 2024.

Bapak Jetro Pandiangan menerima bingkisan kenangan dari Keuskupan Sibolga 

Bapak Jetro telah bekerja di Keuskupan Sibolga selama 21 tahun. Beliau menjadi pegawai Keuskupan yang menyaksikan sendiri bagaimana kepemimpinan dan Kegembalaan Keuskupan Sibolga yang silih berganti, yakni sejak Mgr. Anicetus A.B. Sinaga, P. Barnabas Johan Winkler OFM.Cap, (Administrator Diosesan), Mgr. Ludovicus Simanullang, P. Sebastian Sihombing, OFM.Cap (Administrator Diosesan) dan terakhir hingga kini Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga.

Bapa Uskup bersama Kuria mangulosi Pak Jetro Pandiangan bersama istri 


Selama ini Bapak Jetro Pandiangan bekerja sebagai arsitek bangunan Gereja dan Pastoran untuk Gereja Keuskupan Sibolga. Banyak bangunan Gereja dan pastoran yang telah berdiri dari hasil karya tangan Pak Jetro.

Terimakasih banyak atas pengabdian yang diberikan oleh Pak Jetro untuk Gereja Keuskupan Sibolga. Sekalipun Pak Jetro bukan beragama Katolik, namun beliau tetap setia menjalankan tanggung jawab yang diberikan Gereja Katolik Keuskupan Sibolga kepadanya.

 

RD. Agustinus Tri Budi Utomo, Uskup Terpilih Keuskupan Surabaya

Ada kabar gembira bagi Gereja Katolik Indonesia. Kabar gembira tersebut ialah setelah setahun lebih menanti kehadiran Uskup, akhirnya Bapa Suci Paus Fransiskus memilih RD. Agustinus Tri Budi Utomo menjadi Uskup Surabaya. Kabar gembira ini diumumkan secara resmi pada 29 Oktober 2024 pukul 17.00 WIB di Gereja Katedral Surabaya oleh RD. Yosef Eko Budi Susilo.

Dengan dipilihnya menjadi Uskup Surabaya yang baru, RD. Agustinus Tri Budi Utomo menggantikan Mgr. Vincentius Sutikno Wicaksono yang meninggal dunia pada Kamis 10 Agustus 2023 yang lalu. Selama ini, Romo Didik, sapaan akrabnya, menjabat sebagai Delegatus Administrator Diosesan untuk Pastoral.

Ketika menyampaikan pengumuman yang menggembirakan ini, Romo Yusuf Eko Budi Susilo mengatakan bahwa kabar gembira ini merupakan jawaban atas doa-doa umat Keuskupan Surabaya selama ini. “Ini adalah momen bersejarah bagi Keuskupan Surabaya. Kita bersyukur kepada Tuhan atas terkabulnya doa-doa kita setiap hari, mohon uskup baru”, tegasnya.

Sepeninggal Mgr. Wicaksono, Romo Yosef Eko Susilo diangkat sebagai Administrator Diosesan oleh Dewan Konsultores Keuskupan Surabaya. Pengangkatan tersebut terjadi pada 15 Agustus 2023 yang lalu.

Selamat bagi umat Keuskupan Surabaya atas terpilihnya RD. Agustinus Tri Budi Utomo sebagai Uskup Surabaya yang baru. Semoga Umat Keuskupan Surabaya semakin bertumbuh dalam iman melalui penggembalaan Mgr. RD Agustinus Tri Budi Utomo.


Sepeda motor yang terjatuh di lumpur saat pulang dari Stasi Aek Lobu menuju Paroki


Selasa, 29 Oktober 2024

Pekan Biasa XXX/B

Luk 13:18-21


Seorang teman berbagi  kisah, tatkala terjebak banjir saat tourne di stasi pedalaman. Sepeda motor terendam banjir, berjuang setapak demi setapak menyusur jalan “tikus”. Masalah lain muncul ketika hari sudah mulai gelap sepeda motor tak bisa menyala. 

Tapi tak kurang inovasi, busi sepeda motor adalah bagian kecil tapi merupakan “jantung” penggerak mesin, maka dengan bermodalkan korek api, busi sepeda motor dibakar hingga kering dan dipasang kembali pada posisinya. Akhirnya mesin sepeda motor menyala kembali dan pulang dengan damai. 

"Rahmat yang super besar terkadang justru berawal dari hal yang kecil.” 

Dalam Injil hari ini,  Yesus menceritakan tentang perumpamaan mengenai Kerajaan Allah yang diibaratkan dengan biji sesawi dan ragi: Perumpamaan ini menggambarkan bahwa Kerajaan Allah adalah benih kehidupan yang bertumbuh dan berdampak bagi orang-orang di sekitarnya.

Saudara-saudari terkasih,  Di manakah Kerajaan Allah dimulai dalam hidup Anda? 

Kerajaan Allah dimulai dari hal kecil di hati Anda seperti biji sesawi yang kecil. Jika Anda memelihara suara hati dan tekun melaksanakannya, ia akan hidup hingga tumbuh besar. Dimana orang lain dapat mengambil manfaat darinya, maka Anda menjadi alat berkat Tuhan bagi orang lain. Suara hati selalu membisikkan pada kita: “Lakukan yg benar, hindari yang jahat.”

Tuhan memberkati 😇

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

P. Gregorius Fau, OFM.Cap, Vikjen Keuskupan Sibolga, menandatangani prasasti Pemberkatan Gereja Stasi St. Angelus Tumöri, Paroki St. Bonifasius Alasa


Minggu 27 Oktober 2024 merupakan sebuah momentum yang sangat berharga dan menjadi sebuah Peristiwa iman bagi Umat Katolik Keuskupan Sibolga di Stasi St. Angelus Tumöri, Paroki St. Bonifasius Alasa. Pada saat itu, terlaksana Pemberkatan Gereja Stasi St. Angelus Tumöri oleh Vikjend (Vikaris Jendral) Keuskupan Sibolga, Pastor Gregorius Fau, OFM Cap.

Gereja Stasi ini berdiri Pada tanggal tanggal 30 April 1976 yang pada waktu itu hanya berupa losu (Bahasa Nias: pondok) darurat beratapkan daun rumbia. Pada tahun 1998-2018 beranjak menuju pembangun losu yang lebih kuat karena mulai ada fondasi, berdindingkan papan dan beratapkan seng. Pada tahun 2018 mulailah pembangunan gereja parmanen hingga pada 27 Oktober 2024 bisa  diberkati.

Sekda Kabupaten Nias Utara, Bazatulö Zebua, S.E, M.Ec, menandatangani Prasasti Pemberkatan Gereja Stasi St. Angelus Tumöri, Paroki St. Bonifasius Alasa


Perayaan pemberkatan diawali dengan pemotongan pita oleh Bapak Bazatulo Zebua, SE,M.Ec, Sekretaris Daerah Nias Utara, dan dilanjutkan dengan penyerahan Kunci oleh Ketua Panitia Pembangunan, Bapak Fatizaro Zalukhu (Ama Ganima) kepada Pastor Vikjen dan Pastor Vikjen menyerahkannya kepada Pastor Emanuel Mole Wae, Pr sebagai Pastor Paroki Santo Bonifasius Alasa. Selanjutnya P. Eman, Pr membukakan pintu Gereja dan Perayaan Ekaristi pun segera dimulai. 

Pastor Vikjend dalam Homilinya menegaskan bahwa Gereja adalah Rumah Tuhan dan rumah doa. Gereja merupakan tempat yang kudus dan Penuh Kemuliaan untuk merayakan Iman (Mendengarkan Sabda Tuhan, Berdoa, Merayakan Sakramen dan Sakramentali) dan juga tempat yang membuat Umat senantiasa bersukacita berjumpa dengan Tuhan dan Para Saudara dalam iman. 

P. Gregorius Fau, OFM.Cap bersama kepala Daerah Kabupaten Nias Utara pada Acara Pemberkatan Gereja Stasi St. Angelus Tumöri, Paroki St. Bonifasius Alasa 


Momen pemberkatan gereja ini kiranya membuat umat semakin semangat hidup dan terutama terlibat aktif dalam kegiatan peribadatan dan Perayaan Ekaristi. Semoga umat Stasi St. Angelus  semakin berakar dalam iman, bertumbuh dalam persekutuan dan berbuah dalam Kesaksian seturut Visi Gereja Keuskupan Sibolga untuk lima tahun ke depan.

Foto bersama P. Gregorius Fau OFM.Cap, P. Emanuel Mole, Pr, P. Patricius Wara, Pr dan para petugas liturgi Pemberkatan Pemberkatan Gereja Stasi St. Angelus Tumöri, Paroki St. Bonifasius Alasa 

Setelah perayaan Ekaristi berakhir kegiatan berlanjut ke acara ramah tamah.

Acara pemberkatan dihadiri oleh Pastor Vikjend Keuskupan Sibolga, Para Pastor, DPPI, Katekis, Pengurus Rayon St. Matius, Suster KYM , Tokoh Umat, Sekretaris Daerah Nias utara, Camat Alasa Talumuzoi, Kepala Desa Mazingö, Para Pendeta,  Guru Jemaat dari Gereja Denominasi se Desa Mazingö, dan Jemaad Gereja Tetangga.

Setelah selesai Acara ramah tamah ditutup dengan Nyanyian dan Doa oleh Pastor Patris Wara, Pr. 

Proficiat atas terlaksananya pemberkatan gereja Stasi St. Angelus.


Foto Bersama P. Adytia Peranginangin OCarm bersama Anak-Anak penerima komuni I sebanyak 35 orang dari stasi st Hironimus-Aek Kemuning, Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori (26/10’24)


Senin, 28 Oktober 2024

Pesta st Simon & Yudas Rasul

Luk 6:12-19 


Suatu hari seorang guru spiritual menerima murid untuk mencapai pencerahan. Ketika para murid mencapai tingkat pencerahan, sang guru spiritual mengutus mereka dan berhenti mengikutinya. 

“Kebanggaan guru spiritual bukanlah bila para murid  duduk bersimpuh di kakinya selamanya.” Demikian pula kebanggaan orang tua terhadap anaknya, bukan pada anak yang selalu tergantung pada orang tuanya.

Injil hari ini menceritakan tentang Yesus yang berdoa semalaman di bukit sebelum memilih murid-murid. Alasan Yesus memilih kedua belas murid-Nya menjadi rasul-Nya adalah untuk membantu Dia menyebarkan kabar baik tentang keselamatan jiwa. Mereka adalah mata dan telinga-Nya, kolaborator-Nya, siap diutus melanjutkan misi-Nya.

Saudara-saudari terkasih, berdasarkan Pembaptisan, kita juga dipanggil untuk bekerja sama dengan Yesus dan para rasul untuk menyebarkan kabar baik keselamatan jiwa-jiwa. Kita dipanggil untuk menjalani kehidupan Kudus sehingga orang lain dapat melihat Yesus dalam diri kita; Inilah ciri murid/rasul yang sejati dan setia. 

Tuhan memberkati 😇

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

Mgr Fransiskus Sinaga menandatangani Prasasti Pemberkatan Gereja Santa Theresia Lasarafaga, Paroki St Petrus Sirombu 


Minggu, 27 Oktober 2024. Diawali dengan Pemotongan Pita oleh Bapak Camat Mandrehe Barat, dilanjutkan dengan penyerahan Kunci dan pintu Gereja dibuka oleh Pastor Petrus Umar Sumardi, OSC sebagai Pastor Paroki Santo Petrus Sirombu. Selanjutnya dilanjutkan dengan perarakan pembukaan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga.

P. Petrus Umar, OSC membuka pintu Gereja Santa Theresia Lasarafaga, Paroki St Petrus Sirombu 


Bapa Uskup dalam Homilinya, mengatakan bahwa Gereja merupakan menjadi tempat Doa, tempat untuk berkumpul umat Allah. Bapa Uskup berharap agar dengan pemberkatan Gereja ini umat semakin semangat dan rajin untuk beribadat.

Foto Bersama: Mgr Fransiskus Sinaga, P. Mathias Kuppens OSC, P. Petrus Umar OSC, para pastor di Paroki St Petrus Sirombu dan para petugas liturgi Pemberkatan Gereja Santa Theresia Lasarafaga 


Setelah selesai perayaan Ekaristi, kegiatan berlanjut ke acara ramah tamah. 

Gereja stasi Santa Theresia Lasarafaga sudah ada Sejak Tahun 1972. Di gereja Stasi ini umatnya berjumlah 93 Kepala Keluarga. Pembangunan gedung baru ini dimulai pada tahun 2012. 

Acara pemberkatan dihadiri oleh Bapa Uskup, Kuria Keuskupan Sibolga, Para Pastor, Suster, DPPI, Katekis, Suster dari Paroki St. Petrus Sirombu, Camat Mandehe Barat, Para Pendeta, Guru Jemaat, dan sebagian anggota Gereja Tetangga. 

Selamat dan Sukses atas Pemberkatan Gereja Katolik Santa Theresia Lasarafaga. Semoga umat, sebagaimana visi Gereja Keuskupan Sibolga untuk lima tahun ke depan, semakin berakar dalam iman, bertumbuh dalam persekutuan dan berbuah dalam Kesaksian. 

(Komsos Paroki Santo Petrus Sirombu)

Mgr Fransiskus Memberi Arahan kepada Seluruh Umat Paroki St Petrus Sirombu (26/10/2024)


Umat Katolik di Paroki Santo Petrus Sirombu mendapatkan kesempatan istimewa untuk berbagi dan berdiskusi langsung dengan Bapak Uskup Mgr. Fransiskus T.S Sinaga, Uskup Keuskupan Sibolga Sabtu 26/10/2024. 

Acara yang diadakan di aula paroki ini mengundang antusiasme besar dari umat setempat yang hadir untuk berdialog dan memperdalam pemahaman mereka tentang peran gereja dalam masyarakat. Dalam suasana yang akrab dan penuh semangat, umat berdiskusi langsung dengan uskup mengenai berbagai isu strategis yang dihadapi Paroki Santo Petrus Sirombu saat ini.

Pertemuan ini menjadi momen penting bagi umat dan pemimpin paroki untuk menyampaikan aspirasi serta mengutarakan harapan-harapan mereka bagi kemajuan gereja di masa mendatang. Bapa Uskup mengajak umat untuk bersama-sama mencermati situasi yang dihadapi, baik dari segi sosial maupun spiritual.

Mgr Fransiskus Sinaga bersama Umat St. Petrus Sirombu 

Beliau juga menggarisbawahi peran penting setiap anggota gereja dalam memperkokoh pondasi iman, sebagai salah satu langkah untuk mewujudkan visi misi Keuskupan Sibolga. Dengan begitu, umat diajak untuk terlibat aktif dalam berbagai program dan kegiatan yang mendukung perkembangan iman di tengah masyarakat.

Dalam pembahasan tersebut, Bapa Uskup menekankan pentingnya visi misi Keuskupan Sibolga pada sinode ketiga, yaitu “Berakar dalam Iman, Bertumbuh dalam Persekutuan, dan Berbuah dalam Kesaksian.” Menurut beliau, ini adalah landasan utama bagi setiap umat Katolik dalam menjalani kehidupan beriman.

Dengan berakar dalam iman, umat diharapkan mampu menguatkan dasar spiritualnya, sehingga setiap individu dan komunitas dapat menjadi saksi Kristus yang autentik di tengah dunia yang semakin kompleks. Kesatuan dalam persekutuan juga menjadi elemen penting, karena hanya dengan kebersamaan, umat dapat saling menguatkan.

Sebagai langkah strategis menuju visi tersebut, Bapa Uskup mengajak umat Paroki Santo Petrus Sirombu untuk berkomitmen dalam aksi nyata yang mencerminkan iman Katolik. Beliau mengingatkan pentingnya keterlibatan dalam berbagai program sosial dan pelayanan di masyarakat, sebagai bentuk kesaksian iman yang berbuah.

Dalam konteks ini, Bapa Uskup juga membuka ruang untuk berbagai ide dari umat, agar paroki dapat mengembangkan program-program yang lebih relevan dengan kebutuhan setempat. Dengan keterlibatan aktif semua pihak, diharapkan paroki ini dapat menjadi pusat yang tidak hanya memupuk iman umat, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.

Mgr Fransiskus Sinaga bersama Para Pastor dan umat Paroki St Petrus Sirombu 


Acara tersebut diakhiri dengan doa bersama dan ucapan terima kasih dari umat kepada Bapa Uskup Fransiskus atas kehadirannya. Pertemuan ini membawa semangat baru bagi umat di Paroki Santo Petrus Sirombu untuk terus menghidupi iman mereka dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan semangat kebersamaan dan dukungan penuh dari keuskupan, paroki ini siap untuk melangkah lebih maju sesuai dengan visi Keuskupan Sibolga, mewujudkan kehidupan gereja yang berakar, bertumbuh, dan berbuah di tengah masyarakat. (Komsos Paroki Santo Petrus Sirombu)

P. Bartolomeus Sihite, Pr dan P. Ignatius Purwo Suranto, OSC sedang berdoa di acara ulang tahun Bapak Jetro Pandiangan dan P. Agustinus Faran, Pr


Minggu, 27 Oktober 2024

Pekan Biasa XXX/B

Mark 10:46-52


Suatu hari penduduk desa yang mengalami kekeringan berkumpul untuk berdoa. Pada saat seluruh penduduk berdoa di gereja hanya seorang anak kecil yang datang ke gereja memakai jas hujan. Banyak orang memandang si bocil heran tapi si bocil-pun juga heran melihat semua penduduk. 

Memang terkadang doa yang sungguh-sungguh diyakini menjadi tanda keheranan bagi sesama, bukan cuma heran tapi mengusik iman pribadi yang lain.

Dalam Injil, kita mendengar tentang seorang buta bernama Bartimeus. Karena kebutaannya, tidak ada cara baginya untuk menemui Yesus dan  mendapat jamahan kesembuhan-Nya. Oleh karena itu, ketika mendengar bahwa Yesus lewat, dia meneriakkan doanya sekeras-kerasnya kepada Tuhan: YESUS ANAK DAUD, KASIHANILAH AKU!!” 

Doa orang beriman ini bukan hanya membuat orang sekitar terusik  tapi malah memantik amarah mereka. 

Saudara-saudari terkasih.

Kesembuhan orang buta Bartimeus menunjukkan kepada kita bahwa masih ada harapan, bahkan jika kita berada dalam masa tergelap dalam hidup kita, harapan tetap ada. Yang penting kita tidak menyerah sesulit apapun agar api harapan tetap menyala.  

Apakah Anda berdoa di hadapan Tuhan? Jangan menyerah, doa adalah langkah pembuka dari segala kemungkinan yang baik.

Tuhan memberkati.

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

Patung Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam di Sibea-sibea 


Sabtu, 26 Oktober 2024

Pekan Biasa XXIX/B

Lukas 13:1-9


Suatu hari seorang “pemuda” (tanda petik) yang berusia 80 tahun mengenakan pakaian yang menunjukkan jiwanya: “saya berusia 16 tahun dengan 64 tahun pengalaman hidup.” 

Menyadari pengalaman hidup membuat kita sadar akan perlunya upaya yang tiada akhir dengan semangat yang segar. “Inilah hidup tobat yang sejati!!! Karena tiada manusia yang sempurna ”

Dalam Injil hari ini  Yesus membahas tentang kabar kematian tragis orang-orang Galilea dan 18 orang yang mati tertimpa menara dekat Siloam. Yesus mengingatkan  bahwa jika kita tidak bertobat dan menjalankan firman Tuhan bukan tidak mungkin hal tragis akan terjadi dalam hidup kita. 

Saudara-saudari terkasih.

Apa pengaruh dosa terhadap kita, selain kemalangan? Namun terkadang akibat dari buah dosa tidak langsung terlihat, sehingga kita tergoda untuk menikmatinya. Hingga tiba saatnya perhitungan dimana hukuman ilahi dan sipil akan ditimpakan kepada kita. Kesadaran hal ini kiranya menjadi langkah awal kita menuju pertobatan dan rekonsiliasi dengan Yesus dan dengan mereka yang telah kita sakiti.

Tuhan memberkati 😇

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

Mgr Fransiskus Sinaga Berfoto Bersama Para Pastor dan Peserta Penerimaan Sakramen Krisma di Gereja Paroki St. Petrus Sirombu



Perayaan Ekaristi Penerimaan Sakramen Krisma di Paroki Santo Petrus Sirombu, Kabupaten Nias Barat, Jumat 25/10/2024 dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Keuskupan Sibolga, Mgr. Fransiskus T.S. Sinaga. Misa sakral ini diikuti oleh 278 orang peserta yang telah mempersiapkan diri untuk menerima Sakramen Krisma.

Para penerima sakramen ini merasa bahagia dan penuh rasa syukur atas kesempatan untuk memperdalam iman mereka melalui ritual sakramental yang menandai kedewasaan iman mereka dalam Gereja. Acara berlangsung dengan penuh khidmat dan didukung oleh doa dan nyanyian pujian dari seluruh umat yang hadir.
Mgr. Fransiskus Sinaga Mengolesi Peserta Penerimaan Krisma dengan Minyak Krisma



Dalam homilinya, bapak Uskup Fransiskus Sinaga menyampaikan pesan mendalam kepada umat yang baru saja menerima Sakramen Krisma. Beliau menekankan bahwa mereka harus menjadi “terang dan garam” di tengah masyarakat, mencerminkan nilai-nilai Kristen dalam setiap tindakan dan keputusan mereka, harapnya

Lebih lanjut bapak Uskup mengatakan menjadi terang berarti memberikan cahaya kebenaran dan kasih, sementara menjadi garam berarti memberi rasa, nilai, dan pengaruh positif di dalam komunitas. Uskup berharap para penerima Krisma dapat membawa kebaikan dan kasih Kristus ke mana pun mereka pergi, baik dalam lingkungan keluarga, tempat kerja, maupun masyarakat luas.
Mgr Fransiskus Sinaga dan RP Umar OSC menerima Simbi dari Tokoh Umat Paroki St. Petrus Sirombu



Selain pesan tentang peran dalam masyarakat, Uskup Fransiskus juga mengingatkan umat tentang pentingnya menjaga persatuan, terutama di masa menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan datang. Beliau mengimbau agar umat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat menimbulkan perpecahan, serta mengedepankan kedamaian dan toleransi di tengah perbedaan pandangan politik, tegaskan.

Bapa Uskup menekankan bahwa umat Katolik harus mampu menjadi contoh dalam menghargai perbedaan dan menolak segala bentuk konflik yang dapat merusak persatuan.

Para peserta Sakramen Krisma menyambut baik pesan penggembalaan dari Uskup, merasa didukung dan diperlengkapi untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan iman yang kokoh. Bagi mereka, Sakramen Krisma ini tidak hanya menjadi momen rohani yang berharga tetapi juga sebuah pengingat akan panggilan mereka untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berkomitmen dalam menjalankan nilai-nilai Kristiani. Pesan Uskup tentang persatuan menjadi bekal bagi mereka dalam menghadapi situasi sosial-politik dengan bijaksana dan penuh rasa hormat.

Setelah misa, para penerima Krisma berkumpul bersama keluarga dan umat lainnya dalam suasana penuh keakraban. Mereka merasa dikuatkan oleh kebersamaan dan dukungan dari komunitas Gereja yang selalu mendampingi dalam setiap tahap kehidupan iman mereka.

Kesempatan untuk berkumpul dengan Bapa Uskup dan mendengar langsung pesan penggembalaannya memberikan semangat baru bagi mereka untuk menjalani hidup sebagai saksi Kristus, menebarkan damai dan kasih serta menjaga persatuan dalam masyarakat yang beragam. (Komsos)



Pak Jetro Pandiangan dan Romo Gusti Faran, Pr, sedang berdoa di hari ulang tahun mereka berdua di Kantor Keuskupan Sibolga 

Jumat, 25 Oktober 2024
Pekan Biasa XXIX/B

Lukas 12:54-59 


Suatu hari di pantai, saya menyaksikan seorang anak balita tertawa dengan riangnya setiap kali ayahnya mengangkat dan melempar anaknya ke udara lalu menangkapnya kembali. Si anak sama sekali tidak bisa meramal apakah ia bisa ditangkap kembali atau tidak? Tapi dia percaya pada bapaknya dan menikmatinya. Ada banyak kekecewaan  di dunia ini ketika kabut ketidakpercayaan menyelimuti hidup kita.. hidup mengambang tanpa arah.

Dalam Injil hari ini, Yesus menegur orang banyak karena mereka menolak melihat tanda-tanda bahwa Kerajaan Allah telah tiba. Sementara manusia sudah diberi kemampuan untuk membaca tanda-tanda zaman. Tanggapan mereka seharusnya adalah bertobat dan berdamai dengan orang lain (Lukas 12:57–59) dan dengan Allah (Lukas 13:1–9).

Saudara-saudari terkasih.

Jika kita percaya kepada Yesus, tidak perlu cemas mengenai masa depan kita. Kita hanya perlu mendekat kepada-Nya melalui doa, mendengarkan Dia yang berbicara, ketika kita membaca Alkitab dan melalui kehadiran kita dalam Misa Kudus maupun ibadat. Yesus selalu menjadi sahabat yang selalu hadir ada di saat kita berjalan dari masa kini menuju masa depan. Namun percaya saja tidak cukup tanpa tobat dan damai dengan Tuhan dan sesama. 

Tuhan memberkati 😇

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)






Ilustrasi Menyala (Gambar diambil dari Internet)


Kamis, 24 Oktober 2024

Pekan Biasa XXIX/B

Lukas 12:49-53


“Menyala abangku”,  istilah ini sedang menjadi perbincangan di media sosial. Maknanya sederhana tapi keren banget! 

"Menyala abangku" artinya kamu memberikan apresiasi atau pujian kepada orang lain yang sedang membuat heboh, biasanya di kolom komentar berbagai media sosial (Twitter, FB, WA group dll). 

Lebih dari sekadar pujian, frasa ini juga merupakan ekspresi dari kekaguman dan penghargaan terhadap seseorang yang terlihat istimewa atau mencolok.

Bacaan Injil hari ini berisi tentang rasa frustrasi Yesus karena para muridnya belum memahami maksud-Nya. Yesus mengatakan bahwa Ia datang untuk melemparkan api ke bumi, dan Ia harus dibaptis. Apa artinya berapi-api bagi Yesus? Itu berarti kita telah membiarkan Roh Kudus bekerja dalam hidup kita dengan membagikan dan menjalankan ajaran-ajaran Yesus.

Saudara-saudari terkasih,

Banyak pengikut Kristus malu menunjukkan jati dirinya, misalnya saat berdoa membuat tanda salib di tempat umum, belum lagi mengenalkan ajaran Tuhan pada yang lain. 

Pernahkah kita mencoba untuk membalikkan sikap malu-malu ini dengan membiarkan api Roh Kudus menggerakkan kita untuk membagikan Injil Yesus? 

Seperti Nabi Elia hatinya berkobar-kobar dengan nyala api cemburu setiap kali Allah tidak mendapat penghormatan; dua murid dalam perjalanan ke Emaus berkobar-kobar hatinya setelah bertemu dengan Yesus. 

Saya memiliki alasan kuat untuk sering mengunjungi umat di pedalaman karena hati menyala melihat kerinduan mereka mendapat pelayanan sakramen. 

Keprihatinan apa yang membuat iman Anda berkobar-kobar? Ayo “menyala abangku” jangan hanya berkomentar, tapi berbuatlah!!

Tuhan memberkati 😇

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

Ilustrasi kehilangan (gambar diambil dari Internet)


Rabu, 23 Oktober 2024

Pekan Biasa XXIX/B

Luk 12:39-48


Suatu hari saya bertemu seorang remaja dengan muka yang merengut. Saya bertanya pada temannya : “Mengapa mukanya “bengkok” sehingga jelek kelihatannya?” Temannya menjawab: “HP nya baru saja hilang.” 

Sayapun mendekatinya dan mencoba menghiburnya. Ia sekarang baru sadar kalau selama ini sering ceroboh meletakkan HP sembarang, sehingga “khilaf mata hilang barang.” Berjaga-jaga itu sering tidak diperhatikan, tapi Orang baru sadar perlu berjaga-jaga setelah terjadi kejadian.  

Dalam Injil hari ini, Yesus sekali lagi memanggil kita untuk bersiap karena Dia akan datang kepada kita, di saat kita tidak mengharapkan kedatangan-Nya dalam hidup kita. Apakah Yesus benar-benar datang ke dalam hidup kita tanpa peringatan sebelumnya?

Saudara-saudari terkasih, 

Sebelum Yesus datang kepada kita, Dia terlebih dahulu mengetuk hati kita sehingga kita dapat membuka hati kepada-Nya dan menerima tawaran pembaruan-Nya dengan tangan terbuka. Dengan melakukan hal itu, kita mendengar panggilan-Nya agar kita bersiap. Melalui suara hati Tuhan selalu membisikkan: “Lakukan yg benar, hindari yang jahat.”

Tuhan memberkati 😇

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

Gambar diambil dari Internet 


Selasa, 22 Oktober 2024

Pekan Biasa XXIX/B

Lukas 12:35-38


Sewaktu muda seorang sufi berjanji pada Tuhan utk mengubah dunia. Tatkala paruh baya ia sadar akan ketidakmampuannya mengubah dunia. Maka ia mengubah janjinya untuk mengubah orang-orang dekatnya saja. Menjelang ajal, ia baru sadar bahwa hidup dan waktu sangat terbatas. Di masa “injury time” hidupnya ia memohon agar diberi rahmat untuk mengubah diri sendiri. 

Injil hari  ini berisi ajaran Yesus kepada para murid-Nya untuk selalu berjaga-jaga dan siap menyambut kedatangan-Nya: Hidup tidak pernah kekal. Hidup seseorang tidak ditentukan oleh tua-muda; sehat-sakit; kuat-lemah; kaya-miskin … Begitulah rapuhnya hidup ini.

Saudara-saudari terkasih, banyak orang menjalani hidup seolah-olah mereka memiliki & berkuasa atas hidup mereka sendiri. Kita disadarkan bahwa, tidak ada seorang pun yang memegang kendali kecuali Yesus, itulah sebabnya kita harus punya iman agar selalu siap menyambut kehidupan kekal tatkala kehidupan fana di dunia berakhir. 

Tuhan memberkati.

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

Mgr Fransiskus Sinaga memberikan pengarahan kepada Tim perumus RSPKS Hasil Sinode III Keuskupan Sibolga 


Sinode Keuskupan Sibolga telah berakhir pada Jumat, 18 Oktober 2024. Sebagai mana sebelumnya dibuka, sinode tersebut ditutup juga dengan Perayaan Ekaristi bersama di Gereja Kon-Katedral Bunda Para Bangsa Gunungsitoli. Perayaan Ekaristi dipimpin langsung oleh Mgr Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga, Uskup Sibolga.


Dalam Perayaan Ekaristi tersebut, Vikjen Keuskupan Sibolga membacakan hasil kesepakatan yang diambil dalam sidang Sinode. Mgr. Fransiskus Sinaga mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh peserta Sinode dan para panitia.


Tim perumus RSPKS Hasil Sinode III Keuskupan Sibolga di Ruper St Leopold Laverna Gunungsitoli 


Setelah sidang Sinode ditutup, Gereja Keuskupan Sibolga memilih 27 orang menjadi tim perumus hasil sidang. Tim tersebut bertugas untuk menyusun RSPKS (Rencana Strategis Program Keuskupan Sibolga) untuk lima tahun ke depan. Pertemuan tim perumus berlangsung dari 19-21 Oktober 2024 di Rumah Pembinaan Rohani St. Leopold Laverna, Gunungsitoli. Tim tersebut beranggotakan Para Kuria Keuskupan, Dewan Imam Keuskupan, Para Ketua Komisi, Biro, Lembaga dan Dekanat Keuskupan Sibolga serta Nara Sumber Sinode, yang dalam hal ini ialah RD. Veri Ara, Pr.


RSPKS berfokus pada penyelesaian masalah-masalah pokok dan sebab-sebab kunci yang telah disepakati bersama dalam sidang sinode yang telah berlangsung sejak 15-18 Oktober 2024 yang lalu. Tim perumus akan memunculkan program-program yang akan dilaksanakan selama 5 tahun ke depan dengan penentuan target pencapaian yang diukur setiap tahunnya.

Mgr Fransiskus Sinaga sedang mendoakan orang sakit di Klinik Pertama Tabita Gunungsitoli 


Senin, 21 Oktober 2024, Mgr Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga berkunjung ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Thomson dan Klinik Pertama Tabita Gunungsitoli. Dalam kunjungan ini Bapak Uskup bersama Diakon Blasius datang memberikan doa sekaligus membawa Komuni Orang sakit. Bapa Uskup memberikan semangat kepada setiap pasien yang didoakan dan diberikan komuni suci. 

Selain kepada pasien yang beragama Katolik, bapa Uskup juga berdoa bagi para pasien yang tidak beragama Katolik.

Kunjungan pertama dilakukan di RUSD Thomson Gunungsitoli. Di sana, Bapa Uskup bertemu dengan RP. Johanes Maria Hammerle OFM.Cap.

Mgr Fransiskus berkunjung ke RSUD Thomson Gunungsitoli 


Setelah selesai di RSUD Thomson, Bapa Uskup dan Diakon Blasius Lahagu beranjak ke Klinik Pratama Tabita. Kehadiran Bapa Uskup disambut oleh Sr. Hermina Bago SCMM, kepala Klinik Tabita.

Semoga kunjungan dan doa dari Bapa Uskup memberikan semangat kepada setiap pasien. Kunjungan tersebut juga menjadi ajakan bagi kita untuk selalu peduli kepada sesama yang di sekitar kita, terlebih mereka yang sakit.

Peserta Sinode III Keuskupan Sibolga sedang antri untuk makan malam


Senin, 21 Oktober 2024

P. Biasa XXIX/B

Lukas 12:13-21


Suatu hari seorang gadis yang baru pindah ke pinggiran kota menemukan rumahnya dalam kondisi gelap. Tiba-tiba pintu rumahnya di ketuk oleh  dua bocah cilik tetangga sebelah. Ketika pintu dibuka mereka bertanya: “Apakah kakak punya lilin?” Langsung sang gadis berpikir singkat (jangan kasih, nanti kebiasaan) maka ia menjawab : “maaf dik saya tak punya lilin.” Langsung sang bocil bereaksi spontan: “Nah betulkan? Ini kami kasih kakak lilin, krn kakak pasti tidak punya lilin krn baru pindah ke mari.” Sang gadis menerima lilin dari para “bocil” dengan rasa bersalah. 

Dalam Injil, Yesus memperingatkan kita tentang keserakahan manusia terhadap hal-hal duniawi. Yesus memberi tahu kita: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab sekalipun seorang kaya, hidupnya tidaklah tergantung dari harta kekayaannya." (Lukas 12:15) Orang tamak selalu egois, dan orang egois menutup diri terhadap orang lain.

Saudara-saudari terkasih.

Kekayaan materi apakah yang membuat kebanyakan dari kita tidak mampu melepaskannya? Kekayaan itu sendiri bukanlah kejahatan, ia menjadi jahat begitu kita membiarkan diri kita dikendalikan dan dimanipulasi olehnya. Oleh karena itu, apa yang harus kita lakukan? Kita tidak boleh membiarkan kekayaan mengendalikan dan memanipulasi kita. “Kunci kebahagiaan adalah adanya rasa cukup, hidup tanpa berkecukupan adalah penderitaan”

Tuhan Memberkati 😇

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

P. Adytia Peranginangin OCarm sedang bermain-main dengan anak anjing yang ada di pastoran 


Minggu, 20 Oktober 2024

Pekan Biasa XXIX/B

Mark 10:35-45


Sangat menarik memperhatikan anak-anak anjing bermain. Terlebih lagi saat anak anjing menemukan sepotong daging dan anjing-anjing lain mengejarnya. Akhirnya ia pun melepas daging dari gigitannya. Para pengejar langsung meninggalkannya dan berebutan dengan anjing-anjing lain yg bergumul mendapatkannya. Si anjing kecil, yg melepas daging, kini berjalan melenggang dengan tenang seakan-akan berkata: “Aku kehilangan daging tapi mendapatkan kembali halaman bermain yang damai.” Terkadang kita harus melepas sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi. 

Dalam Injil hari Minggu ini, kita membaca kisah saudara Yakobus dan Yohanes, yang meminta untuk duduk di samping Yesus dalam kerajaan-Nya.

Kita dapat melihat bahwa niat sebenarnya dari Yakobus dan Yohanes adalah untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka dekat dengan Yesus. 

Saudara-saudari terkasih.

Dalam pikiran ke-dua murid di atas, duduk di samping-Nya melambangkan kekuasaan dan pengaruh. Kita tidak akan pernah dekat dengan Yesus jika kita mencari kekuasaan dan sanjungan. Ketika kita berpaling dari kekuasaan dan sanjungan, justru kita mulai merangkul sifat melayani dan kerendahan hati, yang diwujudkan oleh Yesus.

Tuhan memberkati 😇

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)


Mgr. Fransiskus Sinaga Sedang memberikan pengarahan terhadap para peserta Sinode Keuskupan Sibolga 



Sinode Keuskupan Sibolga telah memasuki hari terakhir (Jumat, 18 Oktober 2024). Di hari terakhir ini, setiap peserta sidang diajak untuk merumuskan visi-misi atau arah dasar dari Gereja Keuskupan Sibolga selama 5 tahun ke depannya.

Penentuan visi-misi tersebut tetap didasarkan pada masalah-masalah pokok dan sebab-sebab kunci yang telah dirumuskan sebelumnya.

Ada pun visi yang telah dirumuskan ialah: GEREJA KEUSKUPAN SIBOLGA BERAKAR DALAM IMAN, BERTUMBUH DALAM PERSEKUTUAN, BERBUAH DALAM KESAKSIAN.

Mgr Fransiskus Sinaga turut bersama seluruh peserta Sinode untuk menyebutkan visi Gereja Keuskupan Sibolga yang baru saja disepakati

Selanjutnya peserta diajak untuk merumuskan misi yang diperlukan sebagai jalan untuk mewujudkan visi yang sudah dibuat. Ada pun misi yang telah dirumuskan ialah sebagai berikut: 

Pertama, meningkatkan iman kekatolikan melalui pastoral keluarga yang berkelanjutan dan pewartaan yang kontekstual.

Kedua, meningkatkan persekutuan umat dalam komunitas basis teritorial dan kategorial.

Ketiga, mewujudkan aksi-aksi solidaritas bagi kaum lemah dan terpinggirkan. 

Keempat, meningkatkan keterlibatan umat Katolik dalam tatanan hidup bermasyarakat melalui pastoral politik. 

Selain penentuan visi misi Gereja Keuskupan Sibolga, para peserta juga merumuskan rencana strategis yang akan dilakukan yaitu pemberdayaan petugas pastoral, baik tertahbis maupun awam, dan pemberdayaan komunitas basis, baik teritorial maupun kategorial. 

Para peserta Sinode III Keuskupan Sibolga 


Sementara itu, nilai-nilai yang akan diwujudkan melalui visi-misi tersebut ialah Persekutuan, Belas Kasih, Solidaritas, Subsidiaritas, Kebenaran, Keadilan, Ketekunan, Keberanian, Tanggungjawab, dan Kesetaraan.

Selanjutnya hasil penetapan tersebut akan dibacakan pada saat Ekaristi Penutupan Sinode di Gereja Paroki Kon-Katedral Bunda Para Bangsa Gunungsitoli Jumat 18 Oktober 2024

Pancuran air di salah satu Stasi yang ada di Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori 


Sabtu, 19 Oktober 2024

Pekan Biasa XXVIII/B

Luk 12:8-12


Sewaktu  pergi ke tempat ziarah “Gua Maria” bersama beberapa OMK, tampak  mereka sangat sibuk membeli botol dan mengisinya dengan air yang telah dikuduskan. 

Ketika pulang saya bertanya: “Apakah kalian sudah berdoa bagi orang-orang yang menitip doa?” Mereka menjawab dengan antusias: “kami sudah membawa air suci yang akan dibagi-bagikan pada orang yang menitip doa.” Ternyata anak-anak begitu sibuk membeli botol dan mengisi air suci sehingga lupa berdoa dan gagal melihat sumber airnya. 🤣🤣🤣

Injil hari ini merupakan nasihat yang kuat dari Yesus kepada para pengikut-Nya, yang memberi tahu mereka bahwa Roh Kudus akan berbicara melalui mereka pada waktunya. Kita tak akan sampai pada waktunya bila kita gagal menemui Kristus sumber utamanya.

Saudara-saudari terkasih.

Apakah Anda ingin merasakan kehadiran Roh Kudus dalam hidup Anda? 

Salah satu syarat utama bagi kita untuk memiliki kesadaran akan kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita adalah pertama-tama mengakui Ke-Tuhan-an Yesus Kristus. Kemudian, karunia kehadiran Roh Kudus akan mengikuti. Karena itu, marilah kita mencari Yesus Kristus terlebih dahulu setia kepada-Nya dan kita pasti akan merasakan curahan karunia Roh Kudus.

Tuhan memberkati.

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

Rm. Adytia Peranginangin OCarm merayakan Misa Requiem di Stasi Simalimali Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori 


Jumat, 18 Oktober 2024

Pesta st Lukas Penginjil

Luk 10:1-9


Seorang anak dinasihati sang bapak: “Hei Ucok jangan sekalipun kau pergi malam-malam ke kedai tuak ya😡!!!” Si anak bertanya: “Kenapa pak? Ada apa rupanya malam-malam di kedai tuak?” Si Bapak langsung menjawab: “karena kau akan melihat apa yang tak boleh kau lihat!!” Maka pada malam harinya si anakpun pergi malam-malam ke kedai tuak … & memang …. “ia melihat bapaknya sendiri ada di situ🤣.” 

“Pendidikan tanpa teladan ibarat menjaring angin” -sebuah kesia-siaan-

Ketika Yesus mengutus ketujuh puluh dua muridnya bermisi, Dia menganjurkan hidup sederhana dan ketergantungan total kepada-Nya. Mengapa? Karena mempraktekkan teladan hidup Yesus adalah cara paling efektif untuk meyakinkan orang lain untuk menerima kabar baik Yesus dari para murid. 

Saudara-saudari terkasih, 

Jika kita ingin menjadi pekerja Tuhan yang efektif dan berbuah, kita harus belajar hidup sederhana meneladani Yesus. Bila kita ingin menjadi gembala bagi sesama kita, maka kita harus menjadi teladan di dalam hidup sehari-hari bagi sesama. “Teladan yang baik adalah khotbah yang jitu.” Ahmad Dahlan

Tuhan memberkati 😇

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

Ibu Mawar Halawa sedang menyampaikan pendapatnya dalam diskusi sinode Keuskupan Sibolga

Sinode Keuskupan Sibolga sudah memasuki hari ketiga, sejak dibuka secara resmi oleh Mgr Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga, Uskup Sibolga, pada Selasa, 15 Oktober 2024 yang lalu di Paroki Kon-Katedral Bunda Para Bangsa Gunungsitoli.

Di hari pertama, sinode diisi dengan pendalaman tentang sinodalitas Gereja yang dibawakan oleh Romo Yohanes Haryatmoko, SJ, dosen Hermeneutika dan filsafat di Universitas Katolik Sanata Dharma dan tentang Lima Pilar Gereja yang dibawakan oleh Romo Alfonsus Veri Ara, Pr, dosen Teologi Dogmatik di Universitas Katolik St. Thomas Medan Fakultas Filsafat Pematangsiantar.

Setelah para peserta Sinode mendapat pendalaman materi, di hari kedua sidang sinode dilanjutkan dengan diskusi bersama tentang masalah pokok yang dihadapi oleh Gereja Keuskupan Sibolga yang ada kaitannya dengan lima pilar Gereja, yakni Pewartaan, Liturgi, Pelayanan, Persekutuan dan Kesaksian.

Kelompok V dan VI sedang mempresentasikan hasil diskusi mereka tentang salah satu dari lima pilar Gereja yakni Persekutuan

Dalam diskusi tersebut, setiap peserta dibagi ke dalam 10 kelompok. Masing-masing kelompok diberi satu bidang atau pilar Gereja. Mereka diminta mendiskusikan tentang masalah pokok yang ada di dalamnya dan mencari sebab kunci dari masalah yang ada. Selanjutnya setiap kelompok diberi kesempatan untuk memaparkan hasil diskusinya.

Dalam diskusi bersama, setiap peserta selalu diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Tidak jarang banyak waktu yang digunakan untuk membahas setiap hal yang dipresentasikan.

Para notulis sinode Keuskupan Sibolga yang selalu siap sedia mencatat setiap proses diskusi yang ada (dari kiri ke kanan: Diakon Jonatan Samosir dan RD. Bartolomeus Sihite)

Sinode Keuskupan Sibolga berlangsung dengan semangat saling mendengarkan satu dengan yang lain. Setiap hal, bahkan yang paling sepele sekalipun, selalu terbuka untuk dibahas bersama sampai seluruh proses sinode berhasil menggapai strategi pastoral yang berguna bagi kemajuan dan perkembangan Gereja Keuskupan Sibolga.

Hari ini adalah hari ketiga Sinode Keuskupan. Fokus kegiatan masih dalam proses diskusi bersama tentang masalah pastoral yang ada. Tidak ada desakan untuk mempersingkat diskusi karena setiap pendapat selalu dihargai dan dijadikan sebagai bagian dari proses bersinode.

Acara Makan Siang Saat Pesta dalam Acara Adat Batak Toba 


Kamis, 17 Oktober 2024

PW St Ignasius dari Antiokhia uskup & Martir

Luk 11:47-55


Dalam sebuah diskusi di sekolah,  seorang guru bertanya pada para murid: Apakah botol air mineral ukuran 1 liter yang diisi air berat? Spontan para murid menjawab: “tidak berat!!”

Guru berkata: “Bila botol berisi air mineral ukuran 1 liter, dipegang satu tangan selama 1 menit, tidak berat. Tapi jika selama 1 jam, dipegang 1 tangan maka tangan akan terasa pegal-sakit. Bahkan jika dipaksa  selama 1 hari penuh dipegang, maka tangan akan kram". Berat botol dalam hal ini menjadi relatif tergantung seberapa lama kita pegang. 

Mengapa di dalam Injil hari ini diungkapkan orang Farisi dan ahli Taurat marah kepada Yesus? Alasannya adalah karena Yesus mengatakan kebenaran tentang kemunafikan dan omong kosong mereka. Kebenaran itu menyakitkan, tetapi menyembuhkan bagi yang mau menerimanya. 

Saudara-saudari terkasih.

Mungkin kita berpikir, dosa yang kita lakukan saat ini tidak mengganggu hidup kita, tetapi ketika dosa itu disimpan, makin lama makin berat, karena kebenaran,suara hati menekan hati kita. Maka cara satu-satunya memulihkannya adalah dengan mengurangi beban dosa yakni mengakuinya dan melepaskan diri dari belenggu dosa dengan tidak melakukannya lagi.

Tuhan memberkati 😇

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

Peserta Sinode III Gereja Keuskupan Sibolga turut menyaksikan diskusi bersama tentang lima pilar Gereja


Gereja Keuskupan Sibolga sedang mengadakan Sinode. Sinode berlangsung pada 15-18 Oktober 2024 di Hotel Soliga. Terdapat 180 peserta yang hadir, termasuk di dalamnya Bapa Uskup Sibolga, Mgr Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga, Kuria Keuskupan Sibolga, seluruh pastor yang bekerja di paroki sekeuskupan Sibolga, dan perwakilan umat. Selain itu, para pemimpin dari ordo atau tarekat dan kongregasi kaum religius yang berkarya di Keuskupan Sibolga.


Bapa Uskup, Para Pemimpin Religius dan seluruh peserta Sinode III Keuskupan Sibolga, sedang serius mengikuti diskusi yang sedang berlangsung


Pada Sinode ini, Gereja Keuskupan Sibolga berfokus pada lima pilar Gereja yakni Pewartaan, Persekutuan, Liturgi, Pelayanan dan Kesaksian. Melalui lima pilar Gereja tersebut, Keuskupan Sibolga mencoba menggali masalah pokok yang terdapat dalam dunia pastoral Gereja Keuskupan. Tidak berhenti sampai di situ, dalam sinode tersebut, para peserta juga diajak untuk sampai pada penemuan sebab-sebab kunci dari masalah pokok yang ada dan selanjutnya menemukan hal-hal yang perlu dilakukan sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah pokok tersebut.


Mgr Fransiskus, Uskup Sibolga, turut menyumbangkan gagasannya untuk perumusan masalah pokok pastoral yang ada di Gereja Keuskupan Sibolga


Dalam proses tersebut, setiap peserta dibagi ke dalam 10 kelompok. Dua kelompok akan membahas satu pilar. Setelah itu, masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil pembahasannya untuk kemudian didiskusikan kembali bersama seluruh peserta. Dengan demikian, melalui sinode tersebut, Gereja Keuskupan Sibolga berhasil merumuskan masalah pokok yang ada dalam kegiatan pastoralnya dan menemukan hal-hal konkret yang akan dipakai untuk menyelesaikan masalah tersebut.


Pastor Mathias Kuppens OSC, turut serta dalam Sinode III Gereja Keuskupan Sibolga


MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget