|
Gambar diambil dari Internet |
Rabu, 9 Okt 2024, Biasa
Gal 2:1-2.7-14
Luk 11:1-4
Saudara-saudari terkasih.
Injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan Sabda Tuhan perihal doa "Doa Bapa Kami" seturut versi Injil Lukas.
Pada dasarnya, doa tersebut diajarkan oleh Yesus kepada para murid sebagai tanggapan Yesus atas permohonan para murid untuk diajari berdoa seperti Yohanes mengajari para muridnya. Doa apa persisnya yang diajarkan Yohanes kepada para muridnya, kita tidak tahu. Tidak ada teksnya dalam kitab suci kita; juga tidak ada dalam tradisi-tradisi yang diwariskan kepada kita.
Namun, bisa kita bayangkan, seperti para rabi Yahudi pada umumnya, Yohanes mengajarkan kepada para muridnya doa-doa Yahudi, doa-doa Mazmur dan doa Perjanjian Lama lainnya.
Bila kita bandingkan dengan konteks Injil Matius, di situ dilukiskan bahwa pada waktu itu ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berdoa bertele-tele. Mungkin konteks yang sama, juga terjadi dalam Injil Lukas ini.
Yesus tidak menghendaki para murid berdoa seperti orang Farisi: berdoa bertele-tele, dan terkadang justru mengagungkan diri sendiri, dan lupa memuliakan Tuhan. Yesus menghendaki agar para murid berdoa, bukan sekedar berdoa, tetapi harus berdoa dengan benar. Sesuai dengan hakekat diri Allah yang Mahakudus, Mahakuasa, Maha Pengasih, dan Maha Pengampun.
Karena Allah Bapa sudah Mahatahu, maka doa pun tidak perlu bertele-tele. Dalam Injil Lukas ini doa mencakup lima permohonan (Matius : tujuh). Yang penting dalam doa adalah pemuliaan Allah Bapa dan ketergantungan kita pada Allah Bapa, lalu kemudian hubungan dengan manusia.
Dalam doa yang singkat dan padat itu ditegaskan lima permohonan penting, yakni, Pertama, memuliakan Tuhan lewat ungkapan “Dikuduskanlah namaMu” Dengan mengatakan “Dikuduskanlah NamaMu” (Tuhan), kita mengakui Allah itu kudus, dan karena itu kita menjaga kekudusan Tuhan dengan menjaga kekudusan diri dan panggilan kita masing-masing.
Permohonan kedua ialah “Datanglah KerajaanMu”. Kerajaan Allah adalah kerajaan cinta, mengangkat seluruh mahluk kepada penebusan. Maka kita juga terlibat untuk itu, dengan mewartakan cinta Allah kepada semua orang.
Ketiga ialah “Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya”. Ini menyatakan ketergantungan kita kepada Allah.
Selain itu, kita diingatkan untuk tidak menjadi orang yang tamak, dan hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga melihat kebutuhan orang lain, termasuk pada waktu makan. Itu bisa kita laksanakan dengan mengambil secukupnya dan mengonsumsinya dengan sikap Syukur; bukan langsung mengambil banyak makanan, kemudian lebih dan dibuang. Lebih parah lagi kalau orang makan terlalu banyak, dan menjadi sakit kekenyangan, sementara yang lain kelaparan.
Dalam terang bacaan pertama (Galatia), di kala kita makan, kita perlu mengingat orang miskin, dan mau berbagi dengan mereka. Keempat, “Ampunilah dosa kami, sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami..”.
Lewat permohonan keempat ini kita diajak untuk menyadari keberdosaan di hadapan Tuhan, sekaligus mau saling mengampuni.
Kelima, terakhir, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Kita manusia berjalan di dalam dunia yang selalu berkembang. Generasi terus bertumbuh, dengan seluruh perkembangan dan tantangannya. Sadar bahwa banyak tantangan dan Tuhan adalah Mahakuasa, kita mesti selalu mengandalkan Tuhan dan percaya kepadaNya. Dan semoga kita tidak jatuh ke dalam cobaan
Doa yang diajarkan Yesus ini kiranya menjadi doa kita dalam mengarungi hidup kita setiap waktu. Semoga dengan mendoakannya, kita menjadi lebih tekun menghayati doa tersebut. Dengan demikian, nama Tuhan dimuliakan, Kerajaan Allah bertumbuh, dan pemantik nyala iman bagi orang lain untuk selalu berharap dan bergantung pada Tuhan.
Semoga kita juga menjadi orang yang penuh Syukur pada Tuhan, tidak menjadi tamak, serta mau peduli dengan sesama, serta berbagi dengan orang lain khususnya kaum miskin. Semoga kita juga menjadi orang yang sanggup saling mengampuni, dan mengingatkan saudara lain untuk tidak jatuh ke dalam godaan dunia ini, melainkan matang menghadapi kemajuan dunia dengan segala goncangannya.
Tuhan memberkati.
Pace e bene!
(Ditulis oleh RP Joseph Sinaga OFMCAP)