Minggu Biasa XIV
06 Juli 2025
Halangan yang Dimanfaatkan
(Yesaya 66:10-14c; Mazmur 66:1-3a.4.5.6.7a.16.20; Galatia 6:14-18
Lukas 10:1-12.17-20)
*************************************
Seorang jenius
menegaskan bahwa tidak ada penyakit fisik yang bisa menghalangi seseorang untuk
berprestasi. Lord Byron berkaki pekuk. Robert Louis Stevenson dan John Keats
menderita penyakit paru-paru. Charlers Steinmetz dan Paus Alexander memiliki
tulang pungkung yang bungkuk. Laksanama Nelson hanya bermata satu. Edgar Allan
Poe memiliki masalah mental. Charles Darwin adalah seorang cacat. Julius Cesar
menderita sakit epilepsy. Thomas Alva Edison dan Ludwog Beethoven tuli. Peter
Stuyvesant menggunakan kaki palsu dari kayu.
Mereka semua
memiliki hambatan/halangan fisik untuk berkembang dan berperstasi. Namun
hambatan/halangan fisik ini justru membangun kekuatan dan kehendak yang kuat
dalam diri mereka untuk berprestasi.
Jika kita memiliki
kesempatan, cobalah meneliti beberapa ekor semut yang bekerja. Letakanlah
penghambat di jalan yang akan mereka lalui. Mereka akan mengelilingi penghalang
itu, atau melewatinya dari atas atau dibawahnya, namun mereka tidak pernah
mundur.
*********************************
Ketika mengutus para murid-Nya untuk meneruskan misi
perutusan-Nya, Yesus memberikan penghalang dalam bentuk dua syarat yang harus
dipatuhi oleh para utusan-Nya. Kedua syarat ini pasti membatasi kebebasan
mereka untuk bergerak. Namun, mereka mengolah dan menghadapi hambatan ini
sedemikian sehingga mampu membangun kehendak yang kuat untuk meneruskan misi
Kristus yang sesuai dengan koridor Yesus sendiri.
Adapun
dua syarat itu:
Pertama, mereka tidak diperkenankan membawa pundi-pundi atau
bekal atau kasut. Pundi-pundi searti dengan uang. Bagi Yesus, uang itu
merepotkan. Karena itu, setiap utusan yang akan berkarya bagi diri-Nya dan bagi
keselamatan manusia harus merdeka dari uang sehingga tidak menjadi budak uang
yang penghalang dalam menjalankan misi keselamatan. Kemerdekaan seorang utusan
hanya bisa dicapai apabila ada keteguhan iman dan niat untuk tidak memikirkan
pundi-uang. Niat ini bukanlah sebuah kesintingan di mata dunia yang gencar
mencari uang. Utusan yang sungguh merdeka adalah pribadi yang tidak mencemaskan
masa depan.
Kedua, Yesus juga menegaskan agar setiap utusan-Nya tidak
diperkenankan untuk memberikan salam kepada siapa pun selama berada dalam
perjalanan. Dasar larangan ini adalah kebiasaan yang hidup dan berkembang di
wilayah Timur Tengah. Orang Timur Tengah sangat suka bersalaman dan berbasa
basi dalam sebuah perjumpaan di diperjalanan: mereka akan duduk ngobrol, tanpa
isi, tanpa arah. Yesus menegaskan larangan ini dengan satu alasan, yaitu misi
perutusan-Nya sangat mendesak sehingga tidak ada waktu untuk berbasa basi dan
berbual-bualan, untuk berbelok arah mengurus kepentingan pribadi dan melakukan
aneka hal yang tidak sesuai dengan misi Yesus sendiri.
Tetapi, apabila memasuki sebuah rumah, utusan-Nya harus
memberikan salam. Mengapa?
Salam yang disampaikan di rumah itu sangat berbeda dengan
salam yang disampaikan di jalanan. Inti salam yang disampaikan di rumah lahir
dari pemberikan diri, pembentangan isi hati yang damai, jernih dan tulus. Salam
yang disampaikan di rumah bukanlah ucapan basa-basi yang tidak memiliki arti,
melainkan ungkapan kehangatan cinta dan ketulusan untuk berbagi cinta dan isi
hati, damai batin, yaitu cinta lahir dari hati, cinta yang memberikan kehangatan,
keakraban, penuh kedamaian, menyatukan dan menyembuhkan.
Cinta dan damai yang keluar dari hati adalah rangkuman
kedalaman batin yang terkait erat dengan cinta dan kedamaian Kerajaan Allah.
Cinta dan damai batin adalah tanda kerajaan. Apabila cinta dan salam itu
disampaikan dan diterima dengan tulus, maka pribadi yang menerima cinta dan
salam itu menerima Kerajaan Allah, menerima Allah sendiri serta karunia cinta
dan damai-Nya.
Karunia cinta dan
damai adalah karunia Allah dan karunia Roh-Nya sendiri. Cinta dan damai sejati
adalah inti Roh dan inti diri Allah sendiri. Apabila isi cinta dan Roh Allah
itu tinggal di dalam hati kita, itu berarti Allah ada dalam hati dan kehidupan
kita. Allah bekerja dalam hati dan kehidupan kita dan Allah sendirilah yang memberdayakan
kita untuk memberikan cinta dan salam yang tulus kepada sesama: salam yang
keluar dari hati dan bibir kita adalah cinta dan salam Allah sendiri.
Para utusan Yesus
diberikan pesan untuk memberikan cinta dan damai kepada rumah, yaitu kepada
orang-orang yang menerima mereka dalam rumah itu. Apabila mereka menerima cinta
dan salam yang digerakan oleh Roh Allah sendiri, maka mereka akan menjadi
sebuah keluarga yang berpadu hati, kaya cinta dan diliputi kedamaian.
Cinta dan damai yang
keluar dari Allah, Sabda Allah dan Roh-Nya adalah makanan dan gizi rohani dari
Allah sendiri untuk menyuburkan semangat cinta, pemberian diri bagi yang lain,
menyembuhkan setiap pribadi yang dikunjungi. Penyembuhan itu terjadi berkat
anugerah, yaitu cinta dan damai sejahtera, tanda datangnya Kerajaan Allah.
Apabila kita
menerima Kerajaan Allah, maka kita menerima Allah sendiri, menerima Roh-Nya.
Kita akan berjalan dalam koridor kehendak Allah dan bermisi sesuai dengan
pikiran Allah sendiri, bukan pikiran kita. Karena itu, kehendak Allah dan
tuntutan-Nya yang kerap membatasi kebebasan manusiawi kita harus ditaati.
Sebaliknya, apabila
kita menolak cinta dan damai Allah dengan mengutamakan bekal, pundi, kasut
(harta duniawi) dalam kehidupan kita, dengan sendirinya kita menolak kehadiran
Allah yang melawati kita dengan penuh cinta dan kerahiman-Nya. Kita tidak
berjalan pada koridor Allah. Saat ini, kita ditantang untuk memiliki
pundi-pundi atau Allah? Jika kita mengutamakan bekal, pundi-pundi dan kasut
(harta), layakah kita menjadi utusan Tuhan?
Ingatlah,....... Sodom, kota yang paling buruk namanya dalam
Tradisi Perjanjian Lama akan lebih ringan tanggungannya daripada kota hati kita
yang yang selama ini memiliki nama baik karena status kita, namun tidak memberikan
tempat untuk Allah sendiri yang sudah memanggil kita.
Buona
Domenica..
Selamat
Bermenung...
Salam
Kasih...
Dio
Ti Benedica...
Alfonsus
Very Ara, Pr
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.