Homili Minggu Biasa XXI/C/II Salib Mengikuti Yesus (Romo Very Ara) Yesaya 66:18-21; Mazmur 117.1.2. Ibrani 12:5-7.11-13 Lukas 13:22-30, 24 Agustus 2025

 




Minggu Biasa XXI/C/II

Salib Mengikuti Yesus

Yesaya 66:18-21; Mazmur 117.1.2. Ibrani 12:5-7.11-13

Lukas 13:22-30, 24 Agustus 2025

*************************

 

Pada suatu hari, seorang pemuda, salesman buku ditugaskan oleh agennya untuk menjual buku di pelosok desa. Ketika melihat seorang petani sedang bersantai di atas kursi goyang di serambi rumahnya, sang salesmen itu mendekatinya dengan gaya yang meyakinkan. Sang salesmen buku itu angkat bicara, ”Tuan, saya mempunyai sebuah buku yang akan memberikan banyak masukan kepada tuan bagaimana cara bertani, seratus kali lebih baik daripada yang tuan lakukan saat ini.”

Mendengar ceramah panjang dari sang salesmen buku, si petani tidak bereaksi; dia tetap bersandar santai di atas kursi goyangnya. Namun, beberapa saat kemudian, si petani berhenti bergoyang dan memandang sang salesmen itu dengan tatapan yang mendalam sambil berkata, ”Anakku, saya sama sekali tidak membutuhkan buku dan ceramahmu. Saya sudah tahu bagaimana cara bertani sepuluh kali lebih baik dari apa yang sekarang yang saya lalukan. Jika engkau sudah mengetahui seratus kali cara bertani  dan apa yang engkau lakukan jauh lebih baik dari apa yang saya lakukan saat ini, mari…tunjukkan kepandaianmu di ladangku.”

Mendengar ucapan itu, sang salesmen merasa malu dan tanpa pamit mulai menjauh dari rumah si petani itu.

 

***********************

Menjadi seorang petani yang baik dan sukses, tidak cukup hanya dengan mendengar, membaca, menghafal dan menguasai ilmu-ilmu pertanian mutakhir yang canggih, tetapi harus ditunjukkan melalui praktek penerapan ilmu di ladang. Kenyataan sungguh berbicara: banyak orang yang mengetahui dan menguasai ilmu pertanian yang canggih, namun hanya sebatas ilmu.. hasilnya nol koma kosong sebagaimana sang salesmen dalam kisah tadi.

 

o   Banyak orang Indonesia yang mengetahui dan menguasai Ilmu menanam padi yang baik, namun kenyataannya Indonesia selalu mengimport beras dari luar negeri.

o   Banyak orang Indonesia menguasi ilmu hukum, namun hanya mampu mencetak para pelanggar hukum yang brutal dan tidak berperikemanusiaan.

o   Banyak kaum kristiani yang fasih menghafal dan melafal ayat-ayat Kitab Suci, namun peri hidup mereka sama sekali tidak mirip dengan malaikat, tetapi justru menjadi setan dalam Gereja dan masyarakat.

o   Banyak kaum kristiani yang menguasai isi ajaran iman, setia datang ke gereja, namun hidupnya tidak lebih baik dari setan.

o   Banyak juga kaum imam dan kaum berjubah yang mengetahui dan memeditasikan ayat-ayat Kitab Suci, mendalami spiritualitas kudus, namun hidup mereka tidak jauh lebih baik dari kaum farisi.

 

Jika dianalogkan dalam kehidupan beriman, saya menegaskan: Menjadi manusia yang baik tidak cukup hanya dengan mendengar, mengetahui dan menguasai ajaran-ajaran moral yang baik; ajaran tentang kebaikan, melainkan harus mampu mewujudkan pengetahuannya tentang kebaikan dalam tindakan hidup yang nyata. Apalagi menjadi orang Katolik yang sejati…sangat sulit; sebab tidak cukup hanya dengan mendengar dan menghafal ajaran-ajaran Kristus, tetapi harus mampu mewujudkan ajaran kasih Kristus dalam tindakan hidup.

 

************************

Injil Minggu ini mengingatkan kita, para pengikut Kristus bahwa sesungguhnya gelar, sebutan dan pengetahuan kita tentang Kristus dan ajaran-Nya bukanlah jaminan uatama bagi kita untuk masuk ke dalam alam keselamatan; dikenal oleh dan tergabung dalam kawanan pengikut Kristus. Injil menegaskan: “Jangan mengira bahwa mereka yang telah makan dan minum bersama Tuhan dan telah mendengarkan pengajaran-Nya di lapangan, di kota, akan dengan sendiri-Nya bisa masuk ke dalam rumah-Nya, sebaliknya, mereka akan mendengar ucapan ini, ”Aku tidak tahu kamu dari mana, enyalah dari hadapan-Ku kamu sekalian yang melakukan kejahatan.”

Undangan untuk masuk ke alam keselamatan Allah tidak cukup hanya dengan mendengar dan mengetahui ajaran-ajaran yang ditawarkan Allah, tetapi menuntut kerja keras, yaitu mewujudkan buah pengetahuan iman kita akan Allah dalam tindakan yang nyata. Pintu yang harus dilalui menuju alam keselamatan sangat sempit sehingga menuntut setiap undangan untuk berkerja keras; mengerahkan segala kekuatannya untuk meraih apa yang didambakan.

Bagaimanakah usaha yang harus dilakukan; jalan dan pintu sempit manakah yang harus dilalui untuk meraih keselamatan? Makan dan minum (mengenal) dengan Yesus saja tidak cukup. Kerajaan Allah harus diperjuangkan hingga tuntas dengan kreativitas yang tinggi dan usaha yang gigih sebab harus diraih melalui pintu yang sempit. Untuk memahami betapa sempitnya pintu itu, kita cukup mengingat persyaratan dan tuntutan yang diajukkan kepada seorang kaya yang ingin masuk dalam kehidupan kekal.

 

o   Pertama, untuk mencapai kehidupan kekal, pintu sempit yang harus dilalui adalah melaksanakan perintah Allah. Ini adalah perkara yang sungguh berat. Diakui bahwa banyak di antara kita yang sungguh menguasai ajaran kasih Allah, namun nyatanya, kita sungguh jatuh-bangun untuk melaksanakan perintah Allah dalam kehidupan harian kita.

 

o   Kedua, kita dituntut untuk menjual segala harta milik, memberikan hasil penjualan kepada orng miskin dan datang mengikuti-Nya. Jalan ini sungguh sempit dan sulit. Hanya sedikit orang saja yang berani, mau dan mampu melewatinya. Orang lebih suka memilih jalan yang luas, enak, gampang. Hal ini dapat dimengerti, ketika orang kaya mendengar tuntutan itu, ia menjadi sedih karena sangat kaya. Dia tidak rela melepaskan harta miliknya. Baginya jalan yang ditunjuk Yesus sangat sukar, dan pintu yang harus dilaluinya sangat sempit.

 

Jalan (Yoh 14:6), pintu (Yoh 10:9) sesungguhnya merujuk pada pribadi Yesus sendiri. Jika dikatakan bahwa jalan menuju kebahagiaan itu sempit, sukar, sama saja dengan mengatakan bahwa untuk mengikuti-Nya sangat sukar, berat dan penuh tantangan. Menjadi murid-Nya merupakan suatu kebanggaan, namun serentak dengan itu juga merupakan beban dan salib.

o   Dalam kehidupan pribadi-keluarga, suami-istri diharuskan hidup bersama dengan partnernya sehidup-semati, sampai hayat meninggalkan badan…betapa beratnya menjalani hidup bersama.

o   Para pengikut Kristus tidak diperbolehkan melakukan aborsi, kendati buah kandungannya berasal dari tindakan perkosaan. Tuntutan ini memperlihatkan betapa sempit, sesaknya pintu yang disediakan Kristus bagi pengikut-Nya sehingga tidak semua orang mau dan mampu melewatinya dengan selamat.

 

Walaupun demikian, Kristus tetap memberikan semangat:

 

o   ”Masuklah melalui pintu yang sempit”

o   “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu.”

 

Allah memberikan tawaran kepada semua orang yang diundang-Nya dan serentak dengan itu juga Allah memberikan tantangan yang menutut manusia untuk senantiasa berjuang dan bergumul. Dalam proses itu, terkadang manusia bersemangat, namun ada kalanya menemukan kegagalan dan kekecewaan.

 

Pengalaman Petrus menjadi ilustrasi bagi kita:

 

o   Dia hampir tenggelam di danau karena kurang percaya;

o   Dia salah memahami arti kemesiasan Yesus sehingga dia dilarang untuk mewartakan Yesus.

o   Dia jatuh tertidur, tidak ikut berjaga, ketika Sang Guru berada dalam sakrat maut.

o   Namun Petrus terus berjuang untuk mengalahkan kelemahannya.

o   Petrus tidak segan-segan mengakui kesalahannya; Petrus kembali melewati jalan yang sempit, pintu yang sesak sehingga Yesus memberikan kepadanya kedudukan dan martabat yang tinggi di antara umat-Nya.

 

Begitu juga dengan keberadaan orang kudus dalam gereja…Mereka tidak dilahirkan kudus. Mereka berjuang dan bergumul untuk mempertahankan kesetiaan dan kesanggupan mereka dalam meniti jalan yang sesak dan sempit.

 

*********************

 

Paus Yohanes Paulus I yang memimpin Gereja Katolik hanya tiga puluh tiga hari selalu bercerita mengenai tiga Kardinal terpopuler di Vatikan. Ketika cardinal ini meninggal dan dalam waktu yang bersamaan berada di gerbang surgawi.

Petrus menjumpai mereka dan memohon maaf karena dia sangat sibuk. Petrus mempersilahkan mereka untuk menunggu di kursi-kursi yang ada. Mereka menunggu dan menunggu, namun tidak hal istimewa yang terjadi. Tiba-tiba seorang nyonya mudah nan cantik jelita yang bergaun indah tiba di gerbang surgawi. Petrus mempersilahkan nyonya itu masuk. Para Kardinal merasa heran dan salah seorang di antara mereka mengeluh, “Tampaknya status dan kebesaran kita di Vatikan tidak mampu membuka pintu-pintu di istana surgawi ini”.

Setelah menunggu dalam kurun waktu yang lama, Petrus menjumpai para Kardinal dan berkata kepada mereka, “Apabila yang mulia berkenan, saya akan menjelaskan persoalan nyonya mudah itu. Dia adalah seorang puteri milioner terkemuka. Dia mengelilingi Eropa dengan Meresedes yang diberikan ayahnya untuk memberikan bantuan kepada orang yang miskin dan menderita. Dia tinggal bersama mereka. Namun, dia mengalami peristiwa naas. Dia meninggal seketika itu juga di tempat kejadian. Jutaan kaum papa miskin mendengar berita kematiannya melalu siaran televise dan radio dan membaca di Koran. Mereka sangat terpukul. Peristiwa kematian itu mengingatkan kematian diri mereka sendiri. Karena kejadian itu semakin banyak orang yang bertobat dan kembali kepada Allah dibandingkan dengan pertobatan yang dihasilkan oleh buku-buku atau pun kotbah-kotbah Anda bertiga. Nyonya mudah ini menghantar lebih banyak jiwa untuk kembali kepada Allah daripada yang dilakukan Anda bertiga. Perbuatannya lebih kuat berbicara mengenai imannya daripada kotbah-kotbah Anda.”

 

 

Buona Domenica..

Selamat Bermenung...

Salam Kasih...

Dio Ti Benedica...

 

 

Alfonsus Very Ara, Pr

 

 

 

 

 

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget