Gambar diambil dari Internet |
Minggu, 08 September 2024
Pekan Biasa XIII/B
Mrk 7:31-37
Ada 3 orang pemburu ditangkap suku primitif di tengah hutan karena berburu. Raja primitif memberi mereka kesempatan hidup atau mati dengan cara mengambil sebanyak 10 buah yang harum di hutan.
Ke-tiga pemburu dengan sigap mencari buah-buahan. Pemburu I dan II datang dengan buahnya, tapi pemburu ke III masih belum datang.
Si pemburu I dengan bangga menyerahkan mangga harum yang besar-besar pada raja. Raja pun mengambilnya dan berkata: “bila kamu tetap diam selama dilempar dengan mangga ini kamu lolos!” Kekuatan si pemburu hanya tahan sampai mangga ke lima karena pecah di dahinya dan getahnya terkena matanya l, sehingga dia menjerit kesakitan.
Pemburu II gembira karena dia membawa jambu air yang kecil-kecil. Tapi ketika jambu air ke-10 dilempar, dia malah tertawa dan akhirnya dieksekusi.
Di alam kematian si pemburu I bertanya ke pemburu II: “kenapa kamu tidak bisa berdiam diri, bukankah buah jambu air yang dilempar itu tidak sakit?” Saya bukan menahan sakit tapi tertawa terbahak-bahak krn saat jambu air ke 10 dilempar, aku melihat pemburu ke tiga membawa 10 buah durian yang akan disetor pada raja primitif đŸ˜ƒđŸ˜ƒđŸ˜ƒ
Dalam Injil kita mendengar, orang bisu tuli disembuhkan oleh Yesus bukan di tengah keramaian. Yesus malah membawa orang bisu tuli itu menjauh dari keramaian. Untuk bersama-Nya sendirian di tempat yang tenang dan dalam keheningan lingkungan, Yesus menyembuhkannya (Markus 7:33-35).
Saudara-saudari terkasih,
Dalam ilustrasi di atas kita menyaksikan nasib tragis pemburu ke II karena tidak bisa hening. Masalah keheningan sering muncul bukan dari luar tapi diri sendiri yang tidak mau masuk ke dalam keheningan.
Yesus menyembuhkan si bisu tuli di tempat tenang dan hening. Artinya kita yang terlalu hiruk-pikuk dengan media sosial dan beragam kehidupan sekuler membuat kita menjadi bisu bersaksi dan tuli mendengar Sabda Tuhan. Mari mengambil waktu hening dan tenang agar kita disembuhkan oleh-Nya dari kebisuan dan ketulian iman.
Tuhan memberkati.
(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.