Gambar diambil dari Internet |
Senin, 09 September 2024
Pekan Biasa XXIII/B
Luk 6:6-11
Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan. Pada hari yang sama, seorang pemuda warga negara Swiss, Henry Dunant , berada di sana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis, Napoleon III.
Puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang menjadi korban pertempuran tersebut. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat, segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka. Inilah momentum yang menjadi penggagas lahirnya PMI (palang merah Internasional). Relawan PMI wajib menolong manusia yg terluka saat perang tidak memandang dari faksi manapun.
Dalam Injil hari ini, Yesus ingin agar kita meneladani-Nya: Selalu membuat pandangan positif dalam kehidupan sesama kita, bahkan selama hari-hari suci seperti hari Sabat (dalam tradisi Yahudi). Dan janganlah kita juga pilih-pilih orang yang kita beri pertolongan.
Saudara-saudari terkasih.
Getar perasaan Henry Dunant kiranya menggelisahkan hati Yesus jauh sebelum PMI lahir. Kiranya getar rasa ini ditanamkan di dalam gaungan suara hati setiap insan, khususnya pribadi yang mengenal ajaran kasih.
Bagi umat Kristiani adalah wajib hukumnya menolong mereka yang teraniaya. Tapi tindakan menolong itu bisa dilakukan siapa saja. Bagi pengikut Kristus panggilan menolong yang teraniaya bukan memandang siapa si korban tapi karena kita memandang wajah Yesus yang hadir dalam setiap diri yang teraniaya.
Tuhan memberkati đŸ˜‡
(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.