Dokumentasi Penulis |
Hampir setiap Minggu saya menghadiri Ekaristi di gereja karena saya selalu rindu bersatu dengan Tuhan lewat Ekaristi. Sayang rasanya melewatkan begitu saja kesempatan untuk bertemu secara istimewa dengan Tuhan Yesus dalam hosti kudus, dan setiap kali menerima hosti, saya membuka diri untuk diubah dalam segi apapun yang Tuhan kehendaki.
Setiap kali menerima Hosti saya ingat apa yang dikatakan Yesus dalam Injil Yohanes 15 bahwa kita perlu bersatu dengan pokok anggur yang benar, yaitu Kristus.
Ekaristi menyatukan kita dengan Kristus. Penyatuan ini bukanlah sesuatu yang otomatis. Namun, perlu dipererat dan diperdalam setiap hari hingga kita mencapai persatuan abadi kelak di Surga.
Doa setelah Komuni adalah saat intim bersama Yesus. Ada saat Yesus menghibur, meneguhkan atau membiarkan saya menangis dalam dekapan cinta-Nya. Ada juga saat saya merasa Tuhan sangat memahami dan menyayangi saya.
Saya tidak khawatir kata orang walaupun menangis dalam gereja. Tangisan meluapkan sebagian yang ada dalam jiwa saya. Ada waktunya juga kami saling berdiam dalam keheningan yang memesona seakan waktu terhenti.
Dalam tulisan ini, saya ingin membagikan pengalaman saya tentang mukjizat Ekaristi dalam hidup saya.
Ketika masih duduk di bangku kuliah, saya ikut misa bulanan yang dibuat Komunitas Mahasiswa Katolik (KMK) kampus. Dan ketika misa berlangsung, saya merasakan nyeri di bagian kepala saya sehingga ketika doa Bapa Kami saya harus duduk. Saya berharap sekali Tuhan menyembuhkan nyeri pada kepala saya. Dengan iman saya mengucapkan sungguh-sungguh: “Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh”.
Saya mengucapkan kalimat ini dengan kesungguhan hati dan kesadaran bahwa Kristus yang mau datang padaku berkuasa menyembuhkan.
Saat menyambut Komuni, saya mengimani penuh bahwa Tuhan mengalirkan kasih-Nya dan menyembuhkan saya.
Setelah itu saya mengikuti misa dan tanpa saya sadari saya dapat menyelesaikan misa tanpa terganggu oleh rasa sakit lagi.
Sepanjang sejarah Kristen, Tuhan kita telah menunjukkan kepada kita bahwa Dia benar-benar hadir sebagai Sakramen Mahakudus. Menariknya, banyak mukjizat Ekaristi telah terjadi selama masa-masa melemahnya Iman. Misalnya, banyak mukjizat Ekaristi telah terjadi sebagai akibat dari seseorang yang meragukan Kehadiran Nyata.
Kebanyakan mukjizat Ekaristi melibatkan kejadian-kejadian di mana Hosti telah "berubah menjadi daging dan darah manusia". Tentu saja kita sebagai umat Katolik percaya bahwa Hosti yang dikonsekrasi berubah menjadi Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keilahian Tuhan kita, dalam rupa roti dan anggur. Oleh karena itu, Yesus, melalui mukjizat-mukjizat ini, hanya menyatakan Kehadiran-Nya dengan cara yang lebih nyata.
"Lalu Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkan tanganmu dan masukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.
Memang bagi orang yang sudah percaya, mukjizat- mukjizat tidaklah penting; namun bagi orang yang memutuskan untuk tidak percaya, bahkan mukjizat yang terbesar sekalipun tidak akan pernah cukup. Jadi akhirnya terpulang pada kita masing- masing bagaimana kita menyikapinya, sebab Tuhan juga tidak pernah memaksa.
Semoga kita yang sudah percaya akan kehadiran Yesus dalam Ekaristi, dibimbing oleh Roh Kudus sehingga kita dapat semakin menghayatinya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan.
SalvešŖ·
(Ditulis oleh Vera Nainggolan, OMK Paroki Santa Maria Bunda Padangsidimpuan)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.