Gambar diambil dari Internet |
Sabtu, 07 September 2024
Pekan Biasa XII/B
Luk 6:1-5
Orang selalu berkata: ADA "bekas istri" & "bekas suami", tetapi TIDAK ADA "bekas anak " ataupun "bekas orangtua"...
Tapi saat pertemuan para menejer, seorang Vice President (VP) melakukan riset kecil kepada para menejer yang sudah berkeluarga saat Rapat di kantor.
Dia meminta seorang menejer maju ke depan white board untuk menulis 3 nama yang paling UTAMA dalam hidupnya. Lantas ia menulis
"ibu", "Istri" & "anak".
Tiba-tiba sang VP berkata:"Silakan coret 2 nama dari 3 yg kamu tulis..!”
Menejer itu tertegun sementara waktu,... lalu dengan perlahan ia mengambil pilihan yang amat sulit dan mencoret nama IBU-nya! kemudian dengan sangat lambat mencoret nama: ANAK-nya..!!!
Bersamaan dengan itulah sang menejer tidak kuat lagi membendung air matanya, dan..., Ia pun " Menangis "
Setelah suasana tenang, akhirnya sang VP bertanya: “Kenapa kamu tidak memilih orang tua" yg membesarkanmu..?!? Atau "anak" yang adalah darah dagingmu..?!? kenapa kamu memilih "ISTRI??" Toh istri bisa dicari lagi khan..?!?..
Semua orang di kantor terpana menunggu jawaban dari mulut menejer itu...
Lalu sang menejer berkata lirih : " karena Istri saya ikut Rapat di sini Pak ...." đŸ¤£đŸ¤£đŸ¤£
Dalam Injil hari ini dikisahkan, para murid sedang memetik gandum, dan beberapa orang Farisi menegur mereka karena hari itu adalah hari istirahat atau hari Sabat bagi mereka. Namun, Yesus menegur orang Farisi yang selalu kritis dengan mengutip apa yang dilakukan Daud dan para pengikutnya: Mereka memakan roti persembahan yang khusus untuk imam. Kemudian, Yesus mengakhiri teguran-Nya terhadap orang Farisi dengan mengatakan bahwa DIA berada di atas dan di atas hukum Sabat mereka.
Saudara-saudari terkasih.
Aturan yang Yesus ikuti adalah: kebutuhan dasar manusia yang wajar seperti makanan lebih diutamakan daripada hukum apa pun, bahkan hukum Sabat. Melakukan tindakan belas kasihan lebih penting daripada memenuhi adat istiadat atau tradisi.
Pada umumnya mayoritas umat manusia sudah mampu memenuhi kebutuhan dasar yang wajar: makan-minum sudah terpenuhi. Namun sering kita tidak mampu mencukupi diri dengan apa yang ada sehingga jatuh pada jerat kebutuhan duniawi yang berakibat tak lagi punya hasrat memenuhi hukum Ilahi.
Tuhan memberkati.
(Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.