![]() |
Ket Foto: Pelita di altar saat misa Nataru SEKAMI Paroki Pinangsori. |
Kamis, 30 Januari 2025
PB III/C
Markus 4: 21 - 25
Kampung Gempar dihebohkan, seorang buta berjalan di malam hari memakai senter. Banyak orang tertawa mendengar ini, sehingga setiap kendaraan yg melewati kampung gempar pasti melaju pelan-pelan karena ingin menyaksikan orang buta berjalan memakai senter. Meskipun untuk itu mereka sering tidak memperhatikan lampu lalu lintas (🚦) “Manusia kadang unik, lebih memperhatikan hal yang tidak wajar dari pada yang wajar”
Melalui perumpamaan Injil hari ini, kita dihantar untuk merenung sejenak apa yang dapat kita lakukan semasa kita hidup? Bagaimana kita akan menggunakan pelita yang ada pada kita? Akankah kita menerangi sesama atau menutupi pelita kita hingga menjadi redup dan padam?
Saudara-saudara terkasih, Firman Tuhan adalah pelita yang harus menyala di kegelapan malam. Jika kita tak pernah bersaksi, maka iman tersimpan dalam Alkitab yang tertutup. Kiranya hal itu sama seperti pelita kecil di bawah gantang. Jika iman dihayati dalam kesaksian hidup sehari-hari di keluarga dan komunitas, ia ibaratkan pelita yang diletakkan di atas meja yang bersinar terang benderang!. Tuhan memberkati.
(Ditulis oleh RM. Adytia Petanginangin OCarm, Pastor Paroki St. Yohanes Penginjil - Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.