![]() |
Ket Foto: Air telaga penyejuk di tengah Tourne ke stasi pegunungan |
Seorang pemuda datang pada guru spiritual untuk menghilangkan sumber kecewa hati. Sang guru mengambil segenggam garam dan mengaduknya ke dalam gelas. “Bagaimana rasanya?” tanya sang guru saat si pemuda mencicipinya. “Asin bangettt !!!” Teriak si pemuda sambil membuang sisa air garam di mulutnya. Lalu guru mengambil segenggam garam dan mengaduknya di sungai. “Bagaimana rasanya?” tanya sang guru saat si pemuda mencicipi air telaga. “Segar bangettt !!!” Teriak si pemuda.
Jumlah garam yg dicampur sama tetapi wadahnya berbeda: Gelas dan sungai. Inilah yang menentukan kadar rasanya. “Hatimu adalah wadah. Jadi, jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan merubahnya menjadi kesegaran juga kebahagiaan,"
Hari ini Injil Markus menceritakan kisah Yesus "mengutus murid-murid-Nya untuk menyembuhkan." Yesus sendiri "datang ke dunia untuk menyembuhkan, akar dosa di dalam diri kita". Gerakan ini membawa kita pada ajaran-Nya, dengan doktrin yang menyembuhkan."
Saudara-saudari terkasih,
Kita semua perlu disembuhkan, karena kita semua memiliki “penyakit rohani"; tetapi kitapun memiliki kemungkinan untuk menyembuhkan orang lain. Lewat sikap: Lembut & rendah hati, melawan dosa & godaan iblis, untuk terus maju dalam misi penyembuhan. Maka kita semua dapat berkata: “Saya menyembuhkan orang lain dan saya membiarkan diri saya disembuhkan oleh orang lain”. Paus Fransiskus menyimpulkan, "inilah komunitas Kristen."
Tuhan memberkati
(Ditulis oleh RM. Aditya Peranginangin pastor Paroki St. Yohanes Penginjil, Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.