![]() |
Dokumentasi Penulis |
Rabu, 09 Oktober 2024
Pekan biasa XVII/B
Luk 11:1-4
Pernah suatu waktu umat “mengeluh” tentang doa. Bukan doa di gereja, tapi suara azan dari mesjid yang kerap berkumandang 5 kali sehari. “Mengganggu” : keluhnya.
Saya heran mendengar keluhannya. Dan ia pun terheran-heran melihat saya heran. Untuk memecah keheranan kami ini, saya pun berkata: “Bukankah kita harusnya bersyukur? karena dengan mendengar mereka berdoa kita pun diingatkan: “Apakah Anda sudah berdoa?” Jangan-jangan Kita mengeluh terganggu, karena enggan diingatkan untuk berdoa? 🤣🤣🤣
Dalam injil hari ini Yesus mengajar para murid-Nya berdoa “Bapa Kami”. Inilah doa yang paling populer di hati umat Kristiani.
Di dalam doa “Bapa Kami,” kita diajak untuk melihat diri kita dalam hubungan dengan Bapa dan sesama. Cukup menarik bahwa permohonan ampun kepada Bapa disertai dengan kesediaan mengampuni. Inilah Spirit dari doa Bapa Kami: “Bahwa berdoa itu memiliki konsekwensi sosial.”
Saudara-saudari terkasih.
Doa seorang beriman tidak perlu bertele-tele, karena Tuhan sudah tahu segala kebutuhan kita. Mengapa kita masih harus berdoa? Kita berdoa bukan untuk menambah kemuliaan Tuhan, tetapi untuk diri kita sendiri.
Doa membuat kita sadar akan banyaknya kebutuhan kita, dan betapa kita tidak mampu memenuhinya tanpa bantuan rahmat Allah. Doa membantu kita menjadi miskin di hadapan Tuhan, sekaligus belajar mengenal dan melakukan apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita.
Doa “Bapa Kami”yang diajarkan Tuhan Yesus bukan berisi daftar yang harus Tuhan lakukan untuk kita, tetapi lebih pada ajakan bagi kita untuk melakukan dan menerima kehendak Tuhan dalam hidup ini. Mari kita hayati doa ini dengan saling mengasihi satu sama lain.
Tuhan memberkati 😇
(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.