![]() |
Gambar diambil dari Elohim Ministry |
Matius 11:28-30
Kamis, Pekan Biasa 15, Tahun B
**********************************************
“Pikullah gandar yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati, dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” (Matius 11:29)
Dua ekor lembu jantan biasanya dipasangi gandar untuk meringankan pekerjaan manusia. Berkat gandar itu, kedua lembu dengan penuh kedisiplinan bekerjasama agar bisa memusatkan perhatian mereka pada apa yang diperintahkan.
Yesus, Sang Guru mengundang calon pengikut-Nya untuk berani menerima gandar mereka. Dengan cara ini, Yesus mengajarkan mereka untuk menjalani kehidupan bersama dengan cara yang lurus dan tulus.
Gandar seperti apakah yang diberikan Yesus? Gandar Cinta! Yesus bersabda bahwa Gandar Cinta terasa ringan dan menyenangkan. Semua manusia, termasuk pribadi yang sangat kuat egonya tetaplah bodoh dalam hal mencintai. Siapa saja yang memikul gandar cinta yang diberikan Yesus, Sang Guru secara perlahan akan menyerap cinta-Nya dan akhirnya menjadi insan pencinta, seperti Sang Guru sendiri.
Apakah gandar cinta itu sungguh-sungguh ringan? Gandar Cinta pasti ringan. Sang Guru sudah menunjukkan kekuatan cinta-Nya dalam kebaikan hati-Nya dan keterbukaan-Nya untuk merangkul dan mengampuni, termasuk merangkul dan mengampuni musuh. Dalam dan dengan kekuatan cinta, Sang Guru rela menjadi “kecil”, rendah hati, bahkan menjadi hamba, asalkan semua pengikut yang mencintai-Nya senatiasa mengalami kebahagiaan.
Cinta adalah Napas, Sumber Hidup, Vitalitas Hidup Bapa dan Putra sendiri. Roh cinta inilah yang ditanam dalam diri semua manusia, ciptaan-Nya. Dalam kekuatan cinta, manusia diberdayakan untuk menjadi ciptaan baru, yaitu menjadi insan pencinta, hidup dalam cinta dan saling mencintai. Kehidupan bersama akan harmonis dan penuh sukacita apabila semua ajaran dan perintah-Nya tentang cinta, saling mencintai, saling melayani dan saling mengampuni menjadi norma universal bagi semua ciptaan, terutama pengikut-Nya. Dengan demikian, hukum-Nya menjadi gandar yang ringan apabila diterima dan dijalankan dengan penuh cinta sebab gandar hukum itu tidak lagi diterima sebagai kemutlakan yang berasal dari luar, tetapi terukir dan tertanam dalam kepribadian dan kehidupan insan beriman sendiri. (Ditulis oleh Rm Alfonsus Ara, Pr)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.