Membawa Orang Lain ke Ruang Perjamuan Tuhan

Ilustrasi Pesta Perjamuan Nikah (Gambar diambil dari Internet)


Selasa, 5 Nopember 2024

Flp 2:5-11

Luk 14:15-24


Saudara-saudari terkasih, lewat perikop Injil hari ini, Yesus mengajak kita menyadari dan menanggapi kemurahan hati Tuhan Allah Bapa di surga, dan kemudian mewartakannya kepada orang lain. 

Kemurahan hati Bapa digambarkan lewat perumpamaan tentang seorang  yang mengadakan perjamuan makan besar, dan mengundang sebanyak mungkin orang untuk menikmati perjamuan tersebut. 

Dengan ini Allah Bapa mau agar keselamatanNya dinikmati oleh banyak orang. Sayang bahwa undangan untuk menikmati keselamatan dan kemurahan Tuhan diabaikan oleh orang-orang yang diundang terdahulu. Mereka tidak datang menanggapi undangan tersebut, tetapi sibuk dengan urusan masing-masing dengan segala alasannya. 

Orang-orang yang tidak mau menanggapi undangan Tuhan adalah orang-orang sombong yang  terlalu yakin bahwa keselamatan adalah hasil upayanya sendiri. Namun karena ingin agar ruang perjamuanNya diisi oleh sebanyak mungkin orang yang akan merasakan nikmatnya hidangan perjamuan itu, dengan kerelaanNya Allah Bapa meminta hamba-hambaNya kembali memanggil orang lain untuk hadir ke pestaNya. 

Kini, yang diundang ialah orang-orang miskin dan cacat, orang-orang buta dan lumpuh. Mereka adalah orang-orang yang rendah hati dan percaya kepada Tuhan. Sesudah dicek ternyata ruang perjamuan belum penuh. 

Sekali lagi Tuhan meminta hamba-hambaNya untuk mengajak orang lain masuk ke ruang perjamuan dan menikmati hidangan pesta. Sangat jelas hendak dikatakan bahwa Tuhan Yang Maha murah ingin membagikan sukacita, kebahagiaan dan kekayaanNya bagi umat manusia. Ia tidak mau bahwa kegembiraanNya tertutup bagi DiriNya sendiri. Dari kekayaan hatiNya, Allah rela berbagi, dan mau agar semua orang bergembira. 

Dalam bacaan pertama (Surat Filipi), Rasul Paulus mengajak kita untuk menyadari kemurahan hati Yesus Kristus yang dengan rendah hati dan rela mengosongkan diri demi keselamatan kita manusia. Misteri kenosis dan perendahan diri Kristus ini adalah misteri semangat berbagi. Ia yang sudah dari sejak awal mula tinggal dalam kemuliaan, rela turun menjadi manusia demi keselamatan dan kebahagiaan bagi banyak orang. Semua itu bisa terjadi karena Yesus Kristus memiliki kerendahan hati.

Sebagai pengikut Kristus, kita juga diajak untuk menghidupi semangat kemurahan hati Allah Bapa dan perendahan diri Kristus dalam hidup setiap hari. Kita telah menikmati cinta dan kemurahan hati Tuhan Allah lewat berbagai rahmat dalam hidup kita, secara khusus dengan ikut serta dalam perjamuan Tuhan. 

Kini, kita diajak untuk bersedia membagikan rahmat itu kepada sesama. Kita juga diajak untuk membawa sebanyak mungkin orang ke ruang perjamuan Tuhan, ke dalam komunitas Kerajaan Allah, sehingga mereka menikmati Kerajaan Tuhan. Bila orang yang satu tidak mau, kita tetap menawarkannya kepada orang lain, seperti orang-orang miskin, orang lumpuh, orang buta yang tidak diperhitungkan dan kerap dilupakan dalam kehidupan masyarakat. 

Kita mesti memberi perhatian terhadap orang-orang yang diabaikan. Dan di atas segalanya, kita perlu meniru semangat pengosongan diri Kristus, yang tidak mencari dan mempertahankan kemuliaan bagi diriNya, tetapi mengutamakan kehendak Allah, serta melayani manusia dengan penuh cinta dan pengorbanan. Semoga kita bisa menghidupiNya di dalam hidup harian kita. 

Tuhan memberkati! 

Pace e bene!


(Ditulis oleh RP Joseph Sinaga OFMCAP)

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget