Menaruh Harapan dan Iman pada Belas Kasih dan Kemurahan Tuhan

Ilustrasi tentang wanita yang mencari dirham yang hilang


Kamis, 7 Nopember 2024, 

Hari Biasa

Flp 3:3-8a

Luk 15:1-10


Saudara-saudari terkasih. Sebagai manusia kita semua pasti melakukan kesalahan dan dosa baik terhadap Tuhan maupun terhadap sesama. Seperti kata Rasul Paulus, kita tidak mempunyai sesuatu yang dibanggakan selain cacat cela dan dosa-dosa kita. 

Kendati demikian, Tuhan tidak begitu kejam sehingga menghukum kita karena kesalahan dan dosa, tetapi mengampuninya dengan penuh kemurahan dan belas kasih. Ia selalu mencari kita kaum pendosa untuk dibawa-Nya kembali ke dalam persekutuan kerajaan-Nya. 

Besarnya kemurahan Tuhan terhadap kita kaum pendosa, dan kesediaan-Nya untuk mencari kita orang yang lari dari jalanNya, dilukiskan oleh Penginjil Lukas lewat perumpamaan tentang domba dan dirham yang hilang dalam perikop Injil hari ini. 

Kendati Allah memiliki banyak orang baik yang sudah ada padaNya, ia tetap mencari seekor domba yang hilang, sama seperti seorang perempuan mencari dirhamnya yang hilang. Kemudian, Ketika Tuhan menemukan umat-Nya yang hilang (dipakai istilah domba dan dirham), ia pun bersukacita dan berpesta. 

Kemurahan hati dan belas kasih Tuhan membuat diri-Nya sendiri dan kita umat Allah menjadi penuh sukacita. Atas segalanya itu, sesungguhnya, kita tidak bisa menaruh harapan dan iman, selain pada Allah Bapa dalam nama Yesus Kristus. Seperti kata Rasul Paulus dalam bacaan pertama (Filipi) demikian, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap merugikan karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi karena aku telah berkenalan dengan Kristus Yesus, Tuhanku, sebab hal itu lebih mulia dari segala-galanya”.

Maka, sekalipun kita sebagai makhluk lemah, yang jatuh ke dalam dosa, kita tidak perlu putus asa, tetapi semakin menaruh iman dan harapan pada Tuhan dalam nama Yesus Kristus. Serentak dengan itu, kita semakin belajar dari Yesus Sang Guru, Bapak Spiritual kita untuk semakin menunjukkan belas kasih dan kemurahan kepada sesama. 

Bila demikian adanya, hendaknya  tak seorang pun orang yang memohon ampun dan belas kasihan dari kita, kembali dari hadapan kita tanpa memperolehnya. Sebaliknya, mereka mesti kembali dengan penuh sukacita dan kegembiraan, karena mereka memperoleh mengalami cinta Tuhan lewat kita bela kasihan dan pengampunan dengan pengantaraan kita. 

Tuhan memberkati! 

Pace e bene!


(Ditulis oleh RP Joseph Sinaga OFMCAP)

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget