Rm. Adytia Peranginangin OCarm berfoto bersama Anak-anak Sekolah di Stasi Pedalaman Aek Gambir Sirere Kabupaten Tapanuli Tengah |
Senin, 18 November 2024
Pekan Biasa XXXIII/B
Lukas 18;35-43
Saat Corectio Fraterna/evaluasi persaudaraan di biara, seorang frater marah luar biasa sampai mencela para frater yang ketiduran saat ibadat. Sang pemimpin biara langsung menepuk pundak frater tersebut sambil berkata: “Mungkin Frater lebih baik tidur juga saat ibadat dari pada marah-marah tak karuan.”
Jangan pernah menghentikan dosa dengan perbuatan dosa. Tak jarang teguran, sekalipun maksudnya adalah baik tapi justru menghalangi belas kasih untuk berkarya.
Dalam Injil hari ini, para sahabat dan murid Yesus yang seharusnya membantu dan menyemangati orang buta itu, malah membungkam dan menghalanginya untuk bertemu sang Juruselamat. Tidak hanya itu, mereka juga memarahinya! Namun Yesus tidak berdiam diri, melainkan datang kepada dan mengabulkan pintanya.
Saudara-saudari terkasih. Perspektif hidup si buta jauh melampaui bidang materi; ia mencari arti keberadaannya. Sebagai pengemis, dia membutuhkan uang untuk makan, tapi yang terpenting baginya adalah menemukan Mesias, Juru Selamat.
Dari kisah di atas, ada tiga tahap pertumbuhan iman: “Carilah Kristus, temukan Kristus, & kasihi Kristus”. Sudahkah Anda mencoba, setidaknya, pengalaman pertama?”
Mencari Dia berarti tidak pernah berhenti menyediakan sarana untuk bertemu dengan Dia. Tidak pernah berhenti mencari Dia dalam firman dan sakramen serta perbuatan baik terhadap sesama yang merupakan cara yang memungkinkan kita untuk bertemu dengan sang Mesias.
Tuhan memberkati 😇
(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.