Seekor anjing yang tetap setia menjaga Pastoran |
Selasa, 10/11’24,
Pekan Advent II/C
Matius 18-12-14
Saya pernah memelihara Anjing “Max” namanya, lucu tapi juga nakal. Max setia menunggu setiap kali saya pulang kembali dari berbagai tempat pelayanan.
Suatu hari “Max” hilang! Satu-dua-tiga hari tidak pulang-pulang. Segenap karyawan dan tetangga dikerahkan mencarinya dengan iming-iming bonus tapi tiada hasil.
Seminggu kemudian di malam gelap, hujan deras, Max kembali ke depan kamar saya dalam kondisi lusuh, kurus dan berantakan.apakah ia berhasil lari dari para penjagal anjing?!? Ternyata tidak… rupanya ia habis menjalani musim kawin 🤣🤣🤣
Injil hari ini menggugah rasa ingin tahu kita. Misalnya, mengapa penggembala memilih pergi mencari seekor domba saja? Bukankah berisiko kehilangan sembilan puluh sembilan ekor domba?
Ada sebuah katekese simbolisme Gembala Baik -dalam ikonografi Kristen abad pertama- yang turun dari gunung sama dengan Tuhan yang turun dari surga. Domba yang hilang bukanlah satu di antara seratus manusia, tetapi seluruh umat manusia.
Sementara sembilan puluh sembilan domba adalah para malaikat, semua yang Tuhan miliki di surga.
Saudara-saudari terkasih. Sang Gembala meninggalkan kawanan-Nya dan datang menjemput kita manusia. Dia menempatkan kita di pundaknya dan membawa kita pulang. Semua ini karena kita berharga di matanya. Karena kamu berharga di mataNya, maka Ia mengutus PuteraNya yg tunggal kepada kita Manusia. Maukah kita rela menjadi domba yang ditemukan Tuhan? Atau tetap bersembunyi dariNya?
Tuhan memberkati 😇
(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.