Melihat dan Percaya

Jalan terjal menuju Stasi pedalaman dari Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori 


Jumat, 27/12’24, 

Pesta St Yohanes Penginjil

Yoh 20:2-8


Suatu hari, di tepi pantai, seorang anak mengeluh pada ayahnya. Anak: “mengapa laut berombak dan anginnya kencang? Bukankah Tuhan sebaiknya membuat tidak ada ombak dan angin tenang?”  Sang ayah dengan bijaksana menjawab: “Anakku, tidak ada kapal layar yang bisa berjalan tanpa ombak maupun angin di laut.” Demikianlah hidup tidak bisa berjalan tanpa ada tantangan dan godaan.

Injil hari ini jelas merujuk pada hari raya Santo Yohanes Penginjil. Yang menjadi problematis adalah mengaitkan Injil ini dengan hari raya Natal yang kita alami, apalagi berada dalam minggu liturgi oktaf Natal. Kiranya hubungannya tampak dalam  palungan dan kain lampin yang dikenakan saat kelahiran Yesus dengan makam dan kain kafan saat kematian Yesus.

Saudara-Saudari terkasih. Ketika Yohanes masuk kubur Yesus yang kosong, ia melihat dan percaya.  Kita pasti pernah melihat kematian dan percaya bahwa hidup ini hanya sementara. Tetapi apakah kepercayaan ini tercermin dalam hidup kita sehari-hari? Sikap lepas bebas dari berbagai kelekatan dan hati yang bersyukur adalah cerminan pribadi yg percaya akan hidup kekal setelah melihat kehidupan yang fana di dunia. 

Tuhan memberkati 😇

(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget