Seorang frater yang merupakan anggota komunitas Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori sedang menjalani pemeriksaan mata |
Jumat, 13/12’24
Pekan Advent II/C
Matius 11:16-19
PW ST Lusia Perawan & Martir
Filsuf Diogenes hidupnya sangat sederhana, hanya makan roti & kacang. Sementara Filsuf Aristipus hidupnya sangat nyaman karena bekerja untuk raja. Aristipus prihatin melihat Diogenes dan berkata: “saudara, belajarlah menghamba pada raja agar kamu tidak perlu makan kacang.” Diogenes pun menjawab: “Saudara belajarlah hidup dengan makan kacang dan kamu tidak perlu menjilat raja.” Setiap keputusan ada konsekuensi dalam hidup pribadi, bahkan tidak membuat keputusan-pun tetap memiliki konsekuensi.
Dalam Injil hari ini. Yesus disebut sebagai pelahap, pemabuk, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa oleh orang Farisi dan ahli Taurat. Kiranya mereka melihat Yesus mendasarkan penilaian yang tidak adil pada atas dasar penglihatan subyektif. Kalau saja mereka tahu motivasi Yesus sebenarnya adalah pertobatan para pemungut cukai dan orang berdosa, tentu penilaian mereka berubah.
Saudara-saudari terkasih. Tidaklah tepat untuk menghakimi berdasarkan apa yang kita lihat atau amati semata, karena apa yang kita lihat hanyalah gambaran sekilas. Kenali dulu orangnya sebelum menghakimi. Bahkan tak jarang perlakuan kita terhadap orang lain adalah cerminan dari diri pengenalan kita terhadap diri sendiri. Benarlah kata Yesus: “kasihilah sesamamu, seperti engkau mengasihi diri sendiri.” mari kita lakukan.
Tuhan memberkati😇
(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.