Seorang suster melepaskan sepatunya karena terlalu lama berjalan saat tourne ke Stasi pedalaman |
Sabtu, 7/12’24
Mat 9:36-10:1,6-8
PW St Ambrosius
Dalam sebuah percakapan singkat dengan kolega imam, ketika ditanya “apa yang bisa dilakukan sebagai imam untuk melayani Tuhan?” Spontan saya menjawab : “kuhibahkan diriku untuk Tuhan semata.”
Mengapa menghibahkan? Mengapa tidak? Untuk melayani 45 stasi dengan berbagai medan ekstrem yg hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki, saat ini sebagai imam di paroki hanya tinggal saya seorang diri saja.
Injil hari ini mencerminkan keprihatinan Yesus terhadap kerumunan orang yang tampaknya kehilangan arah, karena tiadanya gembala yang memandu mereka. Yesus membandingkan mereka dengan domba yang lesu tanpa gembala yang dapat merawat dan memimpin mereka.
Saudara-saudari terkasih. Tuhan mempercayai dan menginginkan kita, yang memiliki panggilan hidup yang beragam, untuk menjadi rasul bagi dunia kita. Fakta kondisi pastoral dan imam hanya seorang menjadikan tugas penggembalaan dalam struktur hirarkis pastoral adalah MUSTAHIL di Pinangsori.
Saat ini kita menemukan banyak orang yang mengalami disorientasi dan putus asa, yang haus akan Kabar Baik Keselamatan yang dibawakan Kristus kepada kita dan kitalah yang menjadi utusannya. Dan Tuhan memberikan pilihan pada kita: “ Mau ikut panggilan Tuhan atau mau dipanggil Tuhan?”
Tuhan memberkati 😇
(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.