Anak-anak SEKAMI Bermain di Aula Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori |
Senin, 23/12’14,
Pekan Advent IV/C
Lukas 1:39-45
Kumpulan anak-anak berdebat dan saling membanggakan keturunannya. Anak I: “kakekku adalah seorang pemberani. Dulu dia penguasa di kabupaten ini.”
Anak ke II tak mau kalah: “Kakekku lebih hebat. Dia mengalahkan penguasa-penguasa sebelumnya di kabupaten ini.”
Anak III: “kakekku biasa aja, tapi ia ajari kami untuk sekolah agar bisa memiliki kuasa mengalahkan penguasa manapun kami berada.” 🤣🤣
Pada akhirnya kuasa sejati bukan pada garis keturunan tetapi apa yang ada dalam pribadi kita.
Dalam Injil hari ini kita mendengar kisah tradisi Yahudi di mana nama Ayah dikenakan pada anak karena ada anggapan bahwa keabadian ada pada keturunannya. Namun dengan adanya Yohanes Pembaptis, tradisi ini berakhir. Karena nama yg dikenakan padanya bukan dari nama ayahnya tetapi dari Tuhan sendiri.
Saudara-saudari terkasih, Santo Paulus berkata: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; hal-hal lama telah berlalu; lihatlah, yang baru telah lahir” (II Kor 5, 17). IMAN KITA ADALAH PERUBAHAN. Perubahan dalam arti adaptasi, sehingga siapapun, dimanapun, kapanpun, bagaimanapun, apapun.. bisa dipakai oleh Tuhan untuk menyatakan kuasanya. Jangan tersekat oleh status apalagi masa lalu.. berbuatlah bagi sesama dalam terang iman. Garis keturunan adalah sejarah, namun keselamatan ada pada pilihan kita pribadi lepas pribadi.
Tuhan memberkati 😇
Rm Adytia OCarm🙏
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.