Rm Adytia Peranginangin OCarm bersama Ibu-ibu yang sedang menunggu umat lainnya untuk gotong royong |
Minggu, 01/12’24.
Advent I /C,
Lukas 21:25-28,34-36
Pada zaman perang dunia I, seorang prajurit ditangkap di lokasi musuh. Malam harinya dia gemetar ketakutan karena esok mungkin akan disiksa saat interogasi, sehingga sama sekali ia tak bisa tidur, meskipun badan sudah sangat lelah. Karena cemas akan hari esok. Ia lalu teringat akan guru spiritualnya yang mengatakan: “saat yang nyata adalah saat ini, hari esok belumlah kenyataan.” Maka ia pun kembali ke saat ini dan akhirnya bisa tidur pulas. “Ada begitu banyak insan di dunia hidup di tempat yang sama tapi tidak di waktu yang sama.”
“Sungguh, kuasa-kuasa langit akan terguncang. Kemudian mereka akan melihat Anak Manusia datang di awan dengan kuasa dan kemuliaan yang besar.” Perikop Lukas di Minggu Advent I, menyajikan dua cara hidup, dua wajah kemanusiaan: di satu sisi mereka yang “ akan mati karena ketakutan dan karena menunggu apa yang akan terjadi di bumi” (21,26); di sisi lain, mereka yang memiliki kekuatan untuk " berdiri di hadapan Anak Manusia"
Saudara-saudari terkasih, apa yang membuat kita bisa berdiri tegak menghadapi segala kenyataan hidup? Tak lain dan tak bukan karena kekuatan prinsip yang ada di dalam hati setiap insan. Pada masa Advent ini kita disadarkan akan prinsip iman yang menyadarkan kita untuk hidup saat ini dan menggantungkan harapan pada Tuhan. Hidup yang bergantung pada Tuhan membuat mampu berdiri di hadapan Tuhan.
Tuhan memberkati 😇
(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.