Dokumentasi Rm. Adytia Peranginangin OCarm |
Kamis, 20 Juni 2024
Pekan Biasa XI/B
Mat 6:7-15
Antony de Melo dalam buku “burung berkicau”mengisahkan ilustrasi Ketika kapal seorang Uskup berlabuh di sebuah pulau yang terpencil, Ia berjumpa tiga orang nelayan yang sedang memperbaiki pukat. “Kami orang Kristen,” kata mereka sambil menunjuk dada. Uskup amat terkesan. Dan bertanya: “Apakah kalian tahu doa Bapa Kami?”Ternyata mereka belum tahu. Uskup sangat terkejut , karena mereka menyebut diri Kristen, tapi tidak tahu doa dasariah seperti doa Bapa Kami. “Lantas, apa yang kamu ucapkan bila berdoa?” :tanya bapa uskup. “Kami memandang ke langit. Kami berdoa: “Kami bertiga, kamu bertiga, kasihanilah kami.”Uskup heran akan doa mereka yang primitif. Maka sepanjang hari ia mengajar mereka berdoa Bapa Kami.
Beberapa bulan kemudian kapal Uskup kebetulan melewati kepulauan itu lagi. Tiba-tiba ia melihat seberkas cahaya di arah Timur bergerak mendekati kapal. Sambil memandang keheran-heranan, Uskup melihat tiga sosok tubuh manusia berjalan di atas air, menuju ke kapal. Hanya Yesus dan para Kuduslah yang bisa berjalan di atas air!!! Sampai-sampai Kapten kapal menghentikan kapalnya dan semua pelaut berjejal-jejal di pinggir geladak untuk melihat mukjizat ini.
Ketika mereka sudah dekat, Uskup mengenali tiga sahabatnya, para nelayan dulu. “Bapak Uskup”, seru mereka, “Kami dengar kapal Bapak melewati pulau kami, maka cepat-cepat kami datang.”
“Apa yang kamu inginkan?” : tanya Uskup tercengang-cengang.
“Bapak Uskup,” jawab mereka, “kami sungguh-sungguh amat menyesal. Kami lupa doa yang bagus itu. Kami berkata: “Bapa kami Yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu; ...” lantas kami lupa. Ajarilah kami sekali lagi seluruh doa itu!'
Uskup merasa rendah diri dan berkata: “Sudahlah, pulang saja, saudara-saudaraku yang baik, dan setiap kali kamu berdoa, katakanlah saja: Kami bertiga, kamu bertiga, kasihanilah kami.”
Dalam inji Yesus mengajar para murid-Nya berdoa “Bapa Kami”. Inilah doa yang paling populer di hati umat Kristiani. Di dalam doa Bapak Kami, kita diajak untuk melihat diri kita dalam hubungan dengan Bapa dan sesama. Ada tujuh permohonan, tiga permohonan pertama berupa:
-harapan agar Bapa dimuliakan,
-kerajaan-Nya datang,
-dan kehendak-Nya terjadi. Empat permohonan selanjutnya diarahkan untuk diri sendiri,:
-berupa mohon rejeki, -mohon pengampunan, -mohon agar dijauhkan dari cobaan,
-dan mohon agar dibebaskan dari yang jahat.
Saudara-saudari terkasih,
Cukup menarik bahwa permohonan ampun kepada Bapa disertai dengan kesediaan mengampuni. Inilah Spirit dari doa yang diajarkan Kristus: “Bahwa berdoa itu memiliki konsekwensi sosial. Berdoa bukan hanya seputar altar tapi penghayatannya nyata dalam relasi hidup sehari-hari.”karena doa yg indahnya seputar kata-kata takkan mengubah apapun bila tidak ada penghayatan. Mari kita hayati doa ini dengan saling mengasihi satu sama lain🙏
Tuhan memberkati.
Rm Adytia OCarm…. Salam dari Pinangsori
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.