Iman Menggerakkan Menjadi Alat Kasih Allah bagi Sesama

Gambar diambil dari Wikipedia 


Keb.1:13-15;2:23-24; 

Kor.8:7.9.13-15; 

Mrk.5:21-43

Minggu, 30 Juni 2024

Kita berada dalam minggu biasa ke-13 dalam kalenderium liturgi Gereja. Meja Sabda kita pada hari minggu biasa XIII ini mengajak kita merenungkan pengalaman iman yang menggerakkan kita untuk maju dalam pelayanan kasih yang menghidupkan dan menyelamatkan. Setidaknya ada tiga point pesan inspirasi dapat kita petik menjadi pegangan perjalanan hidup rohani kita;

1. Hidup adalah Anugerah:

Kitab Kebijaksanaan mengajarkan bahwa Allah tidak menciptakan maut. Allah menciptakan segala sesuatu untuk hidup, bukan untuk binasa. Maut masuk ke dunia karena iri hati iblis, bukan karena kehendak Allah. Pemahaman ini mengajak kita untuk memahami hidup sebagai anugerah yang harus dijaga dan dipelihara. Pengalaman iman mengajarkan bahwa kita dipanggil untuk hidup dalam kasih dan kebaikan, serta menjauhi segala bentuk kejahatan. Misalnya; Selalu luangkan waktu bersyukur atas hidup yang kita miliki dengan menyadari bahwa hidup adalah anugerah, menjaga kesehatan, disiplin diri, bersekutu bersama sesama berdoa bersama di KBG, menjauhi tindakan yang merugikan, dan menghargai setiap momen.

2. Memiliki Kasih yang Tulu bagi Sesama:

Rasul Paulus dalam Surat kepada Jemaat Korintus mengajak jemaat untuk membagikan kasih karunia yang telah mereka terima. Kasih karunia ini bukan hanya berupa materi, tapi juga dalam tindakan nyata yang mencerminkan kasih Kristus. Paulus menekankan penting berbagi dengan sesama yang membutuhkan, sehingga tidak ada yang berkekurangan. Ini panggilan bagi semua orang untuk saling membantu dan menguatkan, terutama dalam masa-masa sulit. Kasih dari Tuhan harus mengalir, menghidupkan dan menyelamatkan sesama di sekitar kita. Misalnya; membantu tetangga yang kesulitan, menyumbangkan sebagian rezeki bagi yang membutuhkan, atau memberikan waktu mendengarkan dan memberikan dukungan moral, atau lebih sederhana adalah menyapa dan melempar senyum manis bagi sesama yang kita jumpai dan lain sebagainya.

3. Iman menyembuhkan dan menyelamatkan:

Yesus dalam Injil penuh belas kasih dan kuasa menyembuhkan. Ia menyembuhkan perempuan yang sakit pendarahan selama dua belas tahun dan membangkitkan anak perwira Yairus dari kematian. Kedua mukjizat ini menunjukkan betapa besar kuasa kasih Yesus yang menghidupkan dan menyelamatkan. Perempuan itu sembuh karena imannya, dan anak Yairus dibangkitkan karena iman ayahnya (aspek komuniter). Kita diajak untuk memiliki iman yang sama, iman yang menggerakkan untuk mendekati Yesus dan percaya bahwa kasihNya mampu mengubah hidup kita. Misalnya; teguh menghadapi tantangan hidup. Saat kita atau orang yang kita kasihi sakit, kita tekun berdoa dan percaya bahwa Tuhan selalu hadir dan bekerja dalam hidupnya atau saling mendukung dan menguatkan dalam komunitas kita.

Saudara-saudari terkasih, pengalaman iman harus menggerakkan kita untuk maju dalam pelayanan kasih. Kasih yang kita terima dari Tuhan menjadi sumber kekuatan untuk menghidupkan dan menyelamatkan sesama karena Allah menghendaki hidup, bukan maut atau kematian. Mari kita saling berbagi kasih secara konkret dengan apa yang ada pada kita sekecil apa pun itu, dan dengan iman yang teguh, mendekati Yesus, sumber kasih sejati kita, agar Ia menjadikan kita alat-alat kasihNya di dunia ini, kini dan di sini. Kita bermenung, Allah menolong kita. Amin.

(Ditulis oleh Rm Wilfridus Vinsen Sarah, Pr)

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget