Kunjungan ke Panti Tuna Grahita Karya Tulus Tuntungan Medan: Pentingnya Komunikasi dengan Hati

 

Dokumen Komsos 


Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI) mengadakan Perayaan Komunikasi Sosial Nasional XI (PKSN) di Medan (5-11 Juni 2024).


Setelah dibuka dengan Perayaan Ekaristi bersama dengan civitas akademika Universitas Katolik St. Thomas Medan Sumatera Utara dan diikuti oleh Perwakilan Mahasiswa/i dari STIKES St. Elisabet Medan dan STP St. Bonaventura Delitua Medan, kegiatan PKSN dilanjutkan dengan live in di berbagai tempat Panti Asuhan SLB A, B dan C serta tempat rehabilitasi narkoba. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari (6-7/6). 


Untuk menjangkau seluruh tempat live ini, peserta PKSN dibagi ke dalam 7 kelompok. Hari itu, 6 Juni 2024, kelompok 5 PKSN mendapat tempat live in di Panti Tuna Grahita Karya Tulus Tunjungan, Medan.  Panti ini dikelola oleh para Suster dari kongregasi Suster Fransiskus Dina (SFD).


Tim atau kelompok live in langsung dijemput di tempat Perayaan Ekaristi pembukaan PKSN XI, yakni di kampus Unika St. Thomas Medan Sumatera Utara.

Setibanya di Panti SLB C Karya Tulus, peserta terlebih dahulu mendengarkan perkenalan tentang panti serta arahan tentang kegiatan live in yang akan dilaksanakan. 


Panti SLB C Karya Tulus dihuni oleh 40 anak dengan 6 kakak pendamping dan 8 orang suster. Seperti yang kita ketahui, SLB C atau panti tuna grahita merupakan panti yang diisi oleh anak-anak yang memiliki tingkat intelektual yang dibawah normal.


Hal ini membuat para pengasuh saat berkomunikasi dengan anak-anak, mereka tidak sekedar berbicara sebagaimana dilakukan dengan orang normal, namun juga harus dibarengi oleh komunikasi yang menyentuh bagian emosi atau perasaan si anak. 


Hal itulah yang juga ditemui oleh tim live in di tempat tersebut. Untuk segera bergabung dengan anak-anak, tim atau kelompok 5 dibagi ke dalam 3 kelompok. Pembagian kelompok ditentukan dengan kriteria usia anak yaitu kelompok anak-anak yang usia muda, usia menengah dan usia atas.


Dokumen Komsos 



Masing-masing kelompok juga sudah memperoleh bagian kegiatan yang akan dilakukan. Untuk kelompok usia muda, tim mendampingi mereka dalam kegiatan menggambar dan mewarnai. Untuk kelompok usia menengah, tim mendampingi mereka dalam kegiatan menari atau latihan menari. Sementara untuk kelompok usia atas, tim mendampingi mereka dalam kegiatan berkebun dan beternak.


Meskipun dibagi ke dalam 3 kelompok, masing-masing kelompok memiliki kesan yang sama yaitu bahwa untuk berkomunikasi dengan mereka hanya mampu dilakukan dengan melibatkan hati atau berkomunikasi dengan hati.



Dokumen Komsos 



Masing-masing tim berkesan bahwa mereka tidak mampu menangkap secara utuh isi bicara mereka. Namun tim bisa memahami apa yang mereka maksud lewat sentuhan-sentuhan fisik dan ekspresi-ekspresi yang menyentuh perasaan dan hati mereka.


Misalnya, saat mereka berbuat kebaikan atau benar dalam apa yang mereka lakukan, kita memberi jempol ke mereka. Sontak mereka pun akan senang dan segera merangkul kita. Atau untuk mengajari mereka, kita perlu ikut melakukannya sehingga mengundang mereka untuk mengikutinya.


Bercermin dari kegiatan live in atau kunjungan tersebut, tim bisa mengerti bahwa bahasa hati adalah bahasa universal yang bisa menjangkau semua insan. Siapa pun dia, apa pun keadaannya, saat kita berbicara dengan menggunakan bahasa hati, saat itulah obrolan pun akan terjadi.


Hal ini sesuai dengan tema hari komunikasi sosial ke-58 dari Bapa Suci Paus Fransiskus yaitu Kecerdasan Artifisial dan Kebijaksanaan Hati Menuju Komunikasi yang Lebih Manusiawi.

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget