Dokumentasi Penulis |
Selasa, 06 Agustus 2024
Pesta Penampakan Kemuliaan Yesus
Mark 9:2-10
Saat pendidikan sebagai frater di novisiat kota Batu, kami pernah mendaki gunung Panderman. Letaknya dekat dengan biara, namun perjalanan untuk sampai di puncak cukup menantang dan melelahkan karena jalanan terjal.
Semua penderitaan saat mendaki gunung terbayar lunas ketika mencapai puncak gunung menyaksikan panorama alam yang indah disambut dengan hembusan angin yg melepas semua rasa lelah yg menjerat. Hidup ini selalu menampilkan dua wajah suka dan derita yang tak terpisahkan.
Gereja hari ini merayakan Pesta Yesus menampakkan Kemuliaan-Nya. Setelah mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes ke atas gunung, mereka menyaksikan transfigurasi Yesus. Dan peneguhan Allah terhadap Yesus: “inilah Anak yang kukasihi, dengarkanlah dia.” Keterpesonaan para murid ini “dikunci” oleh Yesus dengan pesan, “jangan menceritakan semua ini sampai anak manusia bangkit dari mati.”
Saudara-saudari terkasih.
Yesus harus mengalami berada di dua gunung atau bukit, yakni Tabor dan Golgota. Kita pun, bila ingin menjadi murid-Nya yang sejati, harus bersedia mempunyai pengalaman di kedua gunung itu juga. Bukan hanya di Tabor tetapi juga di Golgota, agar dapat sungguh melihat kemuliaan Allah. Transfigurasi atau perubahan rupa Yesus menegaskan kepada kita, bahwa kehidupan mulia yang dianugerahkan Allah kepada kita tak terpisahkan dari penderitaan dan kematian. Tidak ada jalan lain! Bagi kita yang sedang menderita ini merupakan kabar sukacita bahwa akan tiba saatnya derita berganti suka. Bagi kita yang sedang dilanda sukacita diingatkan agar mawas diri bila saat derita melanda kelak.
Tuhan memberkatiš
(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin, OCarm, Pastor Paroki St. Yohanes Penginjil Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.