Allah Kita Sungguh Murah Hati


Dokumentasi Komsos 


Rabu, 21 Agustus 2024,

PW St. Pius X


Yeh 34:1-11

Mat 20:1-16a


Saudara-saudari terkasih. Lewat perumpamaan tentang seorang pemilik kebun anggur yang mempekerjakan upahan di kebun anggurnya, Yesus hendak menegaskan kepada para pendengar-Nya dan kita semua bahwa Tuhan Allah kita, Allah yang diwartakan Yesus Kristus adalah Allah yang sungguh murah hati. Kemurahan hati Allah Bapa nyata dengan sikapNya yang bersedia memberi upah sehari bagi setiap orang yang bekerja di kebun anggurNya, sekalipun mereka hanya bekerja sebentar.


Sebenarnya, mereka yang bekerja sebentar saja tidak patut menerima upah yang sangat besar, sama dengan upah sehari seperti upahan lainnya. Namun, karena kemurahan hati Allah Bapa, Ia tetap memberikan upah yang sedemikian besar agar mereka yang bersedia menerima undangan Allah Bapa menikmati sukacita dan kebahagiaan.


Sesungguhnya, perumpamaan ini hendak menggambarkan bahwa Allah Bapa akan mengganjari setiap orang yang mau bertobat dan mengikuti panggilan-Nya dengan ganjaran yang sama, yakni sukacita dan kebahagiaan kekal di surga abadi bersama-Nya, orang kudus dan malaikat-malaikat-Nya. Karena itu, selagi Tuhan memberi waktu, kita mesti bertobat, berbalik kepada-Nya dan mau menikmati kemurahan-Nya di rumah-Nya yang kudus.


Akan tetapi, sayang bahwa kemurahan hati Allah Bapa disalah mengerti oleh sebagian orang, terutama mereka yang bersikap egois. Mereka, yakni para upahan yang lebih dahulu masuk, justru menuduh Allah tidak adil karena memberi upah yang sama dengan mereka yang bekerja sebentar saja. Karena ketamakan, iri hati, dan egoisme, mereka tidak mampu mensyukuri kemurahan hati Allah Bapa kepada sesamanya.


Seharusnya mereka bersyukur atas kebaikan Allah atas orang lain, dan mengajak orang lebih banyak lagi menikmati kebaikan Tuhan itu. Atas egoisme dan kepicikan mereka, Tuhan pun menegur mereka dengan berkata, “.. Iri hatikah engkau karena aku murah hati?”


Dalam bacaan pertama (Yehezkiel), Nabi Yehezkiel menegur para gembala yang diutus Tuhan, namun tidak menjalankan tugas kegembalaannya dengan baik.


Para gembala tersebut larut dalam kepentingan mereka tanpa memperhatikan kawanan umat Allah.


Maka, Tuhan pun berjanji untuk mencabut jabatan gembala dari mereka bila mereka tidak menunaikan tugas dengan baik, dan bila tidak mengasihi kawanan domba, yakni bangsa Israel dengan sepenuh hati.


Sang nabi menegaskan bahwa para gembala utusan Tuhan harus murah hati seperti Tuhan, menjalankan tugas kegembalaan dengan baik, bersedia berkorban dengan penuh cinta. Dengan demikian kawanan gembalaan umat Allah akan hidup bahagia dan penuh sukacita.

Pesan yang sama diberikan kepada kita.


Tuhan itu sungguh murah hati bagi kita. Kita telah mengalaminya dalam hidup kita, berupa kesempatan hidup, memperoleh rezeki dan Kesehatan, keluarga dan lain sebagainya. Karena telah mengalami kemurahan dan cinta Tuhan, hendaknya kita pun menjadi orang-orang yang murah hati dan penuh cinta kepada sesama.


Kita tidak bisa tinggal larut dalam egoisme pribadi, tetapi bermurah hati dan rela berbagi apa yang ada pada kita. Dengan demikian Kerajaan Allah akan berkembang subur di sekitar kita.


Tuhan memberkati!

Pace e bene!

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget