Gambar diambil dari Internet |
Minggu, 18 Agustus 2024
Hari Raya SPM Diangkat ke Surga XX/B
Lukas. 1:39-56
Di Kemayoran, Jakarta Pusat, seorang wanita lanjut usia (lansia) ditemukan meninggal seorang diri dalam keadaan terbujur kaku di kontrakan.(news.indozone.id, 14/07/ 2021). Akhir-akhir ini kematian dalam kesendirian semakin sering kita dengar & saksikan. Di Jepang fenomena ini dikenal dengan nama ‘kodokushi’. Di Korea Selatan dengan istilah ‘godoksa’. Bahasa Inggris-nya adalah ‘lonely death’.
Penyebab fenomena ini bisa terjadi karena faktor internal maupun eksternal. Faktor internal, biasanya dipicu oleh individunya yang sedang sakit yang tidak ingin diketahui orang lain. Faktor eksternal yang sangat berbahaya adalah ketika masyarakat sekitarnya hidup dalam situasi yang asosial. Mereka adalah masyarakat yang individualistik, tidak saling peduli, tidak saling mengenal satu sama lain. Kesepian di tengah keramaian; terasing di dalam keluarga sendiri adalah realita paradoks yg jadi keprihatinan kita saat ini.
Hari ini Gereja merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Dogma ini menyatakan bahwa Bunda Allah yang tak bernoda, Perawan Maria, setelah menyelesaikan kehidupan duniawinya, diangkat jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan surgawi.”
Saudara-saudari terkasih.
Dalam Injil kita membaca reaksi sepupu Bunda Maria, Elizabeth. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah bayi yang ada di dalam rahimnya, dan Elisabet, yang dipenuhi Roh Kudus, berseru dengan suara nyaring dan berkata, “Berbahagialah kamu di antara wanita, dan terpujilah buah kandunganmu (Lukas 1: 39-42).
Kiranya, Kerendahan hati Elizabeth terlihat jelas melalui pengakuannya atas kehadiran Bunda Maria. Demikian pula dengan kerendahan hati Maria yang mengakui keagungan dan kebesaran Tuhan. Melalui peristiwa ini kita disadarkan bahwa Allah Roh Kudus diam di dalam diri orang yang rendah hati. Maria dan sepupunya Elisabet hidup dan memberikan wajah manusiawi pada kerendahan hati ini. Dan melalui kerendahan hati mereka, Roh Kudus diam di atas mereka.
Dunia saat ini mengalami krisis kerendahan hati lewat fenomena pribadi yang terasing, terperangkap dalam jerat individualistis bahkan meninggal dunia dalam sepi sendiri. Dibutuhkan kerendahan hati untuk membuka diri dan memberi diri saling sapa dan kunjung.. Disitulah Roh Kudus berkarya.
Tuhan memberkati🙏
(Ditulis oleh Rm Adytia Peranginangin OCarm, Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Pinangsori)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.