Gambar diambil dari sesawi.net |
Kamis, 22 Agustus 2024,
PW SP Maria, Ratu
Yeh 36:23-28
Mat 22:1-14
Hadir Menanggapi Undangan Tuhan dengan Keadaan Layak dan Pantas
Ada sebuah pengalaman menarik ketika saya tinggal beberapa waktu di Kuala lumpur - Malaysia pada bulan April 2005. Seorang bapak bernama Peter, mengajak saya Bersama dua teman untuk makan di sebuah restoran terkenal di kota itu. Dengan senang hati, kami menanggapi undangan tersebut. Namun sayang, Ketika tiba di pintu restoran, kami tidak diperbolehkan masuk. Kami diminta pulang untuk mengganti sandal kami dengan sepatu. Dengan bingung dan sedikit kecewa, akhirnya kami pulang dan pergi ke tempat lain.
Saudara-saudari terkasih, bacaan Injil hari ini mengumpamakan Kerajaan Allah bagaikan sebuah perjamuan dengan hidangan pesta yang sangat lezat. Untuk boleh menikmati indahnya Kerajaan Allah, secara sederhana diberikan 3 syarat, yakni undangan, kesediaan menjawab, dan kepantasan. Syarat yang pertama diberikan kepada semua orang. Semua orang diundang oleh Allah ke perjamuan tersebut melalui para nabi, hamba dan rasul. Apakah semua orang mau menjawab undangan tersebut? Ternyata tidak.
Seperti kita dengar dalam Injil, ada yang sibuk dengan usahanya, ada yang pergi ke ladangnya, dan bahkan ada pula yang menyiksa dan membunuh para utusan yang disuruh untuk mengundang mereka. Dalam situasi seperti itu, Allah, pemilik pesta perjamuan tetap komit dengan pikirannya untuk membahagiakan banyak orang. Maka Ia pun masih menyuruh utusan-Nya untuk mencari orang memenuhi ruang perjamuan tersebut. Akhirnya banyak jugalah orang yang dikumpulkan.
Tetapi, ternyata, dari antara orang yang datang tersebut, yang telah memenuhi syarat yang pertama dan kedua, tidak memenuhi kualifikasi/syarat yang ketiga, yakni tidak berpakaian pesta. Mereka datang dalam keadaan tidak layak dan pantas. Akhirnya mereka pun dibuang dan dimasukkan ke dalam tempat penghakiman.
Sepintas, mungkin, sebagai pendengar perumpamaan kita boleh heran dan bertanya, “Kok, orang yang dipanggil di pinggir jalan harus siap berpakaian pesta?” Sebenarnya jawabnya bukan soal pakaian lahiriah, tetapi lebih pada keterbukaan untuk menerima Sabda Tuhan dan prakteknya dalam hidup harian.
Syarat ketiga ini, dalam bacaan pertama tadi disebut oleh Nabi Yehezkiel sebagai hati yang baru. Tuhan sudah membuat perjanjian baru ke dalam hati semua manusia. Namun, kendati demikian toh cukup banyak juga orang yang tidak mau membaharui hatinya.
Sedangkan dalam Injil, syarat ketiga tersebut ialah menerima Yesus. Kendati banyak orang sudah mendengar pengajaran Yesus, ternyata mereka belum juga hidup seperti sabda Yesus. Dan ini, berkaitan juga dengan kesiap-sediaan selalu untuk menanggapi bentuk-bentuk penghakiman dari Tuhan. Orang-orang yang dipanggil dari pinggir jalan dan tidak berpakaian pesta itu, dihukum, karena tidak layak.
Saudara-saudari terkasih! Sekali lagi, kita semua diundang masuk ke Kerajaan Allah. Sampai saat ini kita sudah memiliki dua syarat. Bagaimana dengan syarat yang ketiga. Semoga kita semakin layak dengan meningkatkan kualitas hidup kita, semakin percaya bahwa Yesuslah jalan keselamatan kita. Dan juga kita diminta untuk menghayati dan menerapkan ajaran Yesus dalam hidup harian kita dengan berperilaku moral yang baik, menghidupi ajaran cinta kasih, pewarta damai dan keadilan, serta menghindari perbuatan-perbuatan yang jahat.
Santa Perawan Maria, Ratu yang kita peringati hari ini menjadi teladan bagi kita. Ia penuh iman pada Tuhan, dan menerima tawaran jadi ibu Tuhan Yesus, dan menghidupi segala hukum Tuhan dalam hidupnya.
Selamat memperingati Santa Perawan Maria Ratu! Kita mohon doanya untuk kita!
Tuhan memberkati!
Pace e bene!
(Ditulis oleh RP Joseph Sinaga OFMCAP)
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dalam kolom komentar.